YOGYAKARTA- Keraton Yogyakarta hari ini menggelar tradisi gerebeg maulud dalam rangka memperingati maulid Nabi Muhammad SAW. Sejak pagi, warga telah berdatangan bahkan banyak yang rela menginap agar bisa datang lebih awal. Warga yang datang tidak hanya dari Yogyakarta tetapi banyak juga dari Jawa Tengah, Jawa Timur dan lain-lain. Ribuan warga ini di antaranya telah berkumpul sejak pagi di halaman Masjid Gede Kauman Yogyakarta, Minggu (12/12/2016).

Nenek Rubiyem (63) termasuk yang rela menginap. Ia mengaku tiba di Masjid Gede sejak kemarin sore.

Rubiyem datang bersama rombonganya dari Gunungkidul DIY. Semalam, ia juga mengikuti tradisi udhik-udhik di halaman Masjid Gede yang terletak tak jauh dari area keraton.

"Saya nginep di sini supaya kebagian tempat. Kalau kuat nanti ikut rebutan gunungan, takut dorong-dorongan," kata Rubiyem saat ditemui di halaman masjid.

Khotib (48), datang bersama rombongan dari Gombong Jawa Tengah. Rombongan yang berjumlah ratusan warga ini datang menggunakan bus. Ia sendiri mengaku baru kali ini melihat Geebeg Maulud di Yogya.

"Belum pernah, mau lihat seperti apa. Bareng rombongan ini," katanya.

Dalam tradisi Grebeg Maulud ini, keraton Yogyakarta mengeluarkan gunungan berisi hasil bumi seperti sayur-sayuran dan buah-buahan. Gunungan yang dikeluarkan terdiri dari gunungan putri, kakung, darat, gepak, dan pawuhan. Gunungan diperebutkan warga di halaman masjid Gede, Kadipaten Puro Pakualaman dan di kantor Gubernur DIY komplek kepatihan Yogyakarta.

Di antara riuhnya warga, banyak warga yang menjajakan kuliner khas Sekaten seperti sego gurih (nasi gurih) dan ndog abang (telur merah), kemudian juga penjual pecut yang selalu ada saat Sekaten. Petugas medis untuk mengantisipasi adanya warga yang membutuhkan pertolongan kesehatan telah disiapkan.