LONDON - Komunitas Sepakbola Uni Papua berkunjung ke Inggris dan bertemu antara lain  Football For Peace Global England, Goal Kick dan Silent Pictures, sebuah Rumah Produksi berbasis di London. "Selain untuk kegiatan kemanusiaan dan perdamaian, Uni Papua dinilai dapat menjadi agen diplomasi budaya Indonesia ke luar negeri," ujar CEO Uni Papua Harry Widjaja kepada Antara London, Sabtu.

Dalam situs webnya, Uni Papua menyebut diri sebagai gerakan sosial sepakbola di Indonesia. Mereka independen dan tidak terkait politik atau kepentingan tertentu.

Harry Widjaja juga mengunjungi KBRI London memperkenalkan profil dan program Uni Papua sekaligus melaporkan Uni Papua Indonesia akan menjalin kerjasama dengan beberapa organisasi di London.

Dikatakannya kehadiran Uni Papua di Eropa, berawal dari perkenalan komunitas Indonesia di Finlandia yang merupakan cikal bakal hadirnya Uni Papua di Eropa.

Perkenalan komunitas Filandia dengan Dubes RI untuk Finlandia, Elias Ginting berlanjut dengan inisiasi sebuah program partisipasi dalam upaya mendukung program penanganan pengungsi oleh Pemerintah Finlandia, yaitu Football for Refugee Agustus tahun lalu.

Program ini didukung penuh KBRI di Finlandia. Berbuah manis bagi Uni Papua mengaharumkan nama Indonesia di mata Pemerintah Finlandia khususnya. Pemerintah Finlandia memberikan penghargaan berupa Global Family Award kepada Uni Papua Indonesia karena program dinilai membantu pemerintah Finlandia dalam upaya penanganan pengungsi pada saat itu.

Berawal dari Finlandia, Uni Papua Indonesia membuka jaringan ke dunia Internasional terutama di Eropa.

Dikatakannya walaupun terbilang masih muda di Indonesia, sejak berdiri secara resmi dengan nama Perkumpulan Sepakbola Uni Papua tahun 2013, Uni Papua telah menginisiasi dan menyelenggarakan beberapa program di Indonesia.

Salah satu di antaranya, Uni Papua bersama dengan Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) melalui program Football For Hope menginisiasi program Football Among Tribes pada tahun 2016 untuk Suku Elseng di pedalaman Papua.

Suku Elseng termasuk suku yang hidupnya masih berpindah-pindah atau nomaden. Program ini bertujuan untuk berbagi dan memberikan perhatian kepada masyarakat suku Elseng tentang pentingnya kesehatan, pendidikan, cita-cita dan juga harapan akan masa depan anak suku mereka.

Selain itu Uni Papua juga inisiator sekaligus pelaksana kegiatan Festival Rusun Cup 2015. Kegiatan ini berfokus pada anak-anak yang tinggal pada Rumah Susun di wilayah DKI Jakarta. Sebelum diadakan festival sepakbola antar rusun, Uni Papua mengadakan pembinaan kepada peserta Festival selama tiga bulan.

Dalam proses pembinaan, Uni Papua menggandeng salah satu mitranya yang berbasis di Amerika Serikat yaitu Coaches Accros Continent yang mengirim pelatihnya ke Indonesia.

Tahun 2016 Uni Papua diundang mengikuti Festival 16 di Lyon, Perancis. Festival ini diikuti anak usia di bawah 16 tahun. Uni Papua membangun kerjasama strategis dengan lembaga pendidikan profesi di Eropa. Salah satunya adalah Universidad Catolica San Antonio, Spanyol.

Sampai saat ini ada dua anak binaan Uni Papua Indonesia yang dikirim ke universitas mengambil program S2 jurusan Sport Management.

Uni Papua diundang Dubes RI untuk Spanyol, Yuli Mumpuni, untuk mengikuti event World Football Summit 2016 di Madrid.

Salah satu yang menarik peserta WSF adalah ketika Uni Papua diminta menayangkan video Gaby, anak usia 11 tahun asal Papua yang menjadi duta Uni Papua Indonesia.

Dalam video, Gaby menjelaskan tentang Uni Papua, nilai-nilai yang didapatnya dari serta harapan Gaby tentang dunia sepakbola khususnya dan generasi muda Indonesia.

Video ini membuat saung pameran Indonesia yang diisi Uni Papua didatangi beberapa peserta WSF baik dari pelaku industri olahraga sepakbola maupun organisasi sepakbola sosial lainnya untuk tahu lebih dalam tentang Uni Papua dan ingin menjalin kerjasama.