TOTAL ada sembilan calon Ketua Umum PSSI periode 2016-2020 yang siap bertarung dalam Kongres PSSI, 10 November 2016 mendatang di Jakarta. Berikut visi dan misi para kandidat yang terekam selama masa kampanye mereka: 1. Djohar Arifin Husin

Lahir 13 September 1950 di Tanjung Pura, Langkat, Sumatera Selatan. Djohar pernah menjabat sebagai Ketua Umum PSSI periode 2011-2015 menggantikan kedudukan Nurdin Halid. Sebelumnya, dia juga merupakan pengurus PSSI Sumatera Utara. 

Selain itu, di luar PSSI, dia juga pernah menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) di era kepemimpinan Agum Gumelar dan staf ahli Menteri Pemuda dan Olahraga. 

Visi : Membawa Indonesia berprestasi di pentas internasional.  Targetnya membawa Timnas Indonesia juara Piala AFF.

Misi : Memperbaiki organisasi internal dengan efisiesi dan produktivitas dalam bidang keuangan, membangun sepak bola usia muda dan membangun sumber daya manusia.  Serta meningkatkan sport science dan sport medicine. Menyelenggarakan kompetisi berjenjang serta timnas berjenjang.

2. Eddy Rumpoko

Walikota Batu ini lahir di Manado, Sulawesi Utara pada 8 Agustus 1960. Eddy merupakan  anak dari Brigjen TNI Soegiyono atau yang lebih dikenal dengan Ebes Sugiyono, yakni mantan Wali Kota Malang periode 1973-1983 yang merupakan perintis berdisinya PS Arema bersama Acub Zaenal. 

Kiprahnya di lingkungan sepakbola terbilang cukup lama. Eddy  pernah menjadi Ketua Umum Askot PSSI Kota Batu periode 2014-2018 dan Ketua Dewan Pembina Yayasan Arema Indonesia sejak 2011 hingga sekarang, serta pernah menjadi pengurus klub Persema Malang, Arema Malang, Persebaya Surabaya, dan Persikoba Kota Batu. 

Di luar sepak bola dia juga aktif di Pengda Ikatan Motor Indonesia Jatim periode 2000-2005 dan Wakil Ketua KONI Jatim. 

Visi : Membangun sepak bola rakyat dari daerah. Mengembangkan sepak bola lebih luas lagi, tidak hanya di Pulau Jawa tapi Sabang sampai Merauke

Misi : Melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk membangun sepak bola sehat dan disiplin dari semua ranah. Dari pelatih hingga suporter. Meningkatkan lagi peran PSSI, bagaimana stadion main dimana pun bisa penuh. Serta mencari bibit pemain bukan hanya di kota-kota besar, tetapi juga seluruh pelosok Indonesia.

3. Moeldoko

Jenderal TNI (Purn.) Dr. Moeldoko lahir di Kediri, Jawa Timur, 8 Juli 1957. Dia banyak berkecimpung di dunia kemiliteran. Pada periode 2013-2015 dia pernah menjabat sebagai Panglima TNI. Sebelumnya pada medio 20 Mei 2013 hingga 30 Agustus 2013 dia juga pernah menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat sebelum akhirnya naik pangkat sebagai Panglima. 

Meskipun tidak pernah menjabat posisi apapun di organisasi keolahragaan, namun kecintaannya pada sepakbola diapresiasi dengan membangun lima lapangan sepak bola yang diperutukan bagi pembinaan sepakbola di Jawa Barat pada saat masih menjabat sebagai Panglima Kodam III/Siliwangi periode Oktober 2010 – Agustus 2011.

Visi : Membangun organisasi PSSI yang modern. Dengan menjalankan organisasi dengan prinsip 3R, yakni recruit, retain dan remove. Serta Timnas berprestasi paling tidak di level Asia.

Misi : Tidak ada lagi pemain yang miskin dan membangun kompetisi yang terstruktur dengan baik. Kompetisi menyeluruh di semua lini. Pembinaan SDM, serta menggerakan pemerintah daerah untuk membangun infrastruktur.

4. Tonny Apriliani

Pria kelahiran Bandung, Jawa Barat, 21 April 1956 ini sudah sejak lama aktif di dunia politik maupun olahraga. Di politik, dokter gigi ini pernah menjadi anggota DPR Komisi X 2007-2008. 

Sementara di dunia olahraga, sepakbola menjadi satu-satunya cabang yang digelutinya. Dia pernah memimpin Asprov PSSI Jawa Barat periode 208-2011, Ketua Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) pada masa keterpurukan PSSI tahun 2012-2013. Serta sebagai anggota Komite Eksekutif PSSI periode 2011-2015 serta periode 2015-2019 sebelum akhirnya dibekukan pemerintah dan kini kembali aktif.  

Visi : Membangun sepak bola Indonesia yang jauh lebih baik, modern dan berprestasi dengan merevolusi PSSI. Tidak lagi membawa pengurus yang gagal untuk duduk di PSSI. 

Misi : Mengadopsi semua program pembinaan sepak bola yang sudah tersusun baik dari kepengurusan sebelumnya yang sifatnya meningkatkan kualitas persepakbolaan Indonesia. Membentuk timnas kompetisi di level usia 15-20 yang kuat hingga peringkat Indonesia bisa kembali menembus 100 besar FIFA atau dunia. 

5. Sarman El Hakim

Lahir di Bukittinggi, Sumatera Barat, 26 April 1966. Dia merupakan pengusaha dan aktivis sepakbola. Ketua Umum Masyarakat Sepak Bola Indonesia (MSBI) dan Ketua Alumni Sepak Bola Universitas Trisakti ini aktif memperjuangkan kemajuan sepak bola Indonesia baik di dalam maupun luar negeri. 

Aksi nekadnya memperkenalkan sepakbola Indonesia bukan hanya sekali. Dia pernah membentangkan spanduk dan menghadang rombongan Presiden Rusia Vladimir Putin pada saat pelaksaan KTT APEC di Bali 2013 lalu untuk meminta dukungan agar Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia 2022, serta pada saat Piala Dunia 2014 di Brazil, dia kembali melakukan aksi yang sama hingga mengundang pihak keamanan Brazil untuk menangkapnya. 

Visi : Sepak bola merdeka dan menjadi alat revolusi. Membangun potensi sepakbola nasional yang benar-benar dari dalam. Tidak ada lagi naturalisasi maupun pelatih asing

Misi : Merevolusi PSSI dengan menarik keluar semua pengurus yang menjadi anggota partai politik di PSSI hingga ada kesamaan visi-misi. Termasuk revolusi sistem keuangan PSSI serta kepelatihan dan wasit Indonesia. 

6. Kurniawan Dwi Yulianto

Dikenal dengan nama "Kurus", pemain kelahiran Kalinegoro, Kabupaten Magelang, 13 Juli 1976 ini merupakan salah satu pesepakbola Indonesia yang pernah dimiliki Indonesia. Dia pernah mengecap manisnya liga luar, dengan bermain di Eropa dengan jangka waktu 1994-1997 di awal karir sepakbolanya, di  tim remaja Sampdoria Italia dan FC Luzern di Swiss. 

Selain bermain di banyak klub nasional mulai dari level Liga Super Indonesia hingga klub Divisi Utama, dia juga pernah memperkuat tim negara tetangga Malaysia, Sarawak FC selama satu tahun. Striker yang licin dan cerdik ini pernah tampil di SEA Games 1995 dan 1997, Pra Piala Dunia, dan dua kali membawa Indonesia menjadi semifinal Piala Tiger (1998 dan 2000). Ia juga tiga kali mengantarkan Indonesia lolos ke putaran Final Piala Asia (1996, 2000, 2004). 

Visi : Ingin membangun sepak bola tanpa rekayasa. Termasuk menghapuskan pencurian umur dalam pembinaan

Misi : Menerapkan good governance terkait manajemen PSSI, harus transparan, melindungi pelaku sepak bola, dan sinergi dengan stakeholder. Selain juga melakukan pembinaan usia dini sebagai harga mati meningkatkan prestasi sepakbola nasional. 

7. Edy Rahmayadi

Lahir di Sabang, Aceh, 10 Maret 1961. Edy yang berpangkat Letnan Jenderal TNI saat ini merupakan Pangkostrad menggantikan Jenderal TNI Mulyono yang telah menjadi KSAD. 

Di dunia sepakbola, meskipun tidak terdengar tapi ternyata dia pernah aktif sebagai pemain di era Ricky Yacobi. Tapi dia tidak meneruskan dan memilih masuk tentara. Meskipun tidak menjadi pesepakbola, tapi Edy memiliki lima tahun pengalaman di level pembina sepak bola, sebagai Ketua PSAD dari 2000-2005. 

Dia menjadi Ketua PSAD pada saat masih bertugas sebagai Danyon Linud 100 Medan pada tahun 2000. Pada saat itu, PSAD berada di Divisi 2 PSSI.

Visi : PSSI yang Profesional dan Bermartabat dengan membangun sepak bola Indonesia yang jujur tanpa ada kepentingan politik. Membawa Indonesia tampil di Olimpiade 2024

Misi : Fokus pada pembinaan sepak bola di usia dini dengan memperbanyak kompetisi di berbagai level. Membagi sepakbola Indonesia ke dalam tiga wilayah: timur, tengah dan barat agar bisa memaksimalkan pembinaan untuk penguatan tim nasional. Memperbaiki sistem data base pemain dari seluruh Indonesia. 

8. Bernhard Limbong

Brigjen TNI Bernhard Limbong, kelahiran Samosir, Sumatera Utara, 23 Mei 1955 adalah Ketua Umum Induk Koperasi Angkatan Darat (INKOPAD). Meskipun karirnya di politik, tapi di dunia sepakbola namanya tidak asing lagi. Di era kepemimpinan PSSI Djohar Arifin Husin (2013), dia pernah menjabat sebagai Ketua Komisi  Disiplin PSSI, anggota Exco PSSI, Ketua Komisi Wasit dan Ketua Komisi Disiplin PSSI, hingga penanggung jawab Tim Nasional Indonesia senior. 

Limbong pernah memiliki klub sepak bola di Bandung, yaitu BARA Siliwangi puluhan tahun silam. Bahkan, ayah dua orang anak, Margaretha Melati Limbong dan Bara Parsaoran Limbong itu pernah menjadi manajer Persib Bandung yang kemudian membawanya masuk ke kepengurusan PSSI. 

Visi : Sepak bola Indonesia harus terbebas dari politik. Membangun PSSI mulai dari nol lagi. 

Misi : Bersinergi dengan semua elemen, terutama pemerintah. Memaksimalkan pembinaan usia dini dan meningkatkan sport science.

9. Erwin Aksa 

Pria kelahiran Ujung Pandang, 7 Februari 1975 lalu ini adalah CEO Bosowa Group. Cukup lama dia berkecimpung di dunia sepak bola. Pada era-80na dia pernah menjadi kapten PSM Makassar dan di era  Liga Indonesia musim 2003-2004 dia pun menjabat sebagai manajer PSM Makassar di usia yang cukup muda, 24 tahun.  

Erwin memimpin PSM, selama 4 musim berturut-turut, dari tahun 1999-2003. Di bawah kepempimpinannya, PSM meraih  dua kali gelar runner up.

Perusahaan Bosowa yang dirikan oleh ayahandanya Aksa Mahmud sendiri pun tidak pernah jauh dari cabang olahraga sepakbola. Bosowa semen pernah  menjadi sponsor utama sejumlah klub besar seperti PSM Makassa dan Persipura Jayapura. Bosowa Semen juga pernah mengelola Persim Maros yang berlaga di kompetisi Divisi 1 PSSI.

Visi: Membenahi PSSI,  kerja keras, kerja tulus, dan meraih prestasi.

Misi: PSSI memiliki kepemimpinan yang berdedikasi, kemauan dan kewibawaan. Sepakbola Indonesia harus menjadi olahraga yang berkualitas, tanpa itu maka tidak ada Tim Nasional yang juga berkualitas.