MOTEGI - Belajar dari pengalaman, mungkin itu kata pertama yang pantas diucapkan Marc Marquez setelah joki Repsol Honda sukses mengunci gelar juara dunia ketiga di kelas utama MotoGP, Minggu (16/10) siang kemarin. Pasalnya, kegagalan The Baby Alien mencetak hat-trick juara di musim lalu telah menjadikannya semakin matang sebagai pembalap. Karier pemilik nama lengkap Marc Marquez Alenta di dunia balap motor sudah terlihat sejak usianya 4 tahun. Maklumn, saat itu dia mendapatkan hadiah motor mini dari keluarganya. Sejak itu ia bertekad untuk menggeluti hobinya tersebut sampai sekarang.

Marquez mengawali kariernya di dunia balap profesional pada 2008 lalu  ketika ia memutuskan untuk terjun di kelas 125cc bersama tim KTM. Debut pertamanya di kelas tersebut kurang begitu mengesankan di mana dia hanya sekali mencetak podium (ketiga) dari 16 putaran.

Meski demikian, Marquez tak lantas menyerah. Di musim keduanya di kelas 125cc, dia malah mencetak rekor pertamanya sebagai pembalap Spanyol termuda (16 tahun dan 88 hari) yang meraih pole position di Grand Prix Prancis pada 2009.

Pada musim berikutnya ia memutuskan pindah untuk membela tim Derbi. Di sinilah sepak terjang Marquez mulai menyedot perhatian tim Pabrikan di kelas utama. Pasalnya dia sukses menjadi juara setelah merebut 10 kemenangan dalam satu musim.

Berkat keahlian yang dimiliki Marquez membuat tim Suter tertarik untuk meminangnya di musim berikutnya (2011). Marquez pun lantas naik kelas dan debutnya di kelas Moto2 belum berjalan sesuai rencana sebab ia hanya mampu berada sebagai runner up. Namun di musim keduanya, kakak kandung Alex Marquez ini sukses membawa trofi buat tim. Sampai pada akhirnya dia dilamar Honda untuk menjadi mitra Dani Pedrosa di kelas utama pada 2013.

Kelas Utama MotoGP

Sejak memilih bergabung bersama Honda, karier Marquez terus melonjak. Bahkan dia dengan sekejap mampu meraih popularitas lantaran sukses membawa trofi juara dua kali secara beruntun.

Sederet rekor berhasil ditorehkan Marquez. Mulai dari pembalap termuda yang menjadi juara di MotoGP sampai pembalap termuda yang mampu meraih pole position di Austin pada 2013 (20 tahun-62 hari), sekaligus mematahkan rekor sebelumnya yang dipegang Freddie Spencer (20 tahun-153 hari) pada 1982.

Alih-alih ingin mencetak hattrick juara di kelas utama, Marquez malah tampil ugal-ugalan di arena pacuan kuda besi MotoGP. Total, enam kali Marquez gagal menyelesaikan balapan, dan yang paling heboh adalah ketika tendangan 'kungfu' Valentino Rossi di Grand Prix Malaysia, menjatuhkan tubuhnya.

Peristiwa itu membuat peluang Marquez merebut juara hilang dan akhirnya ia memilih untuk 'bersekongkol' dengan Jorge Lorenzo. X-Fuera akhirnya mampu meneruskan dominasi pembalap Spanyol memenangkan gelar juara di MotoGP dalam tiga tahun berturut-turut.

Pengalaman pahit yang menimpa Marquez di musim lalu membuatnya banyak belajar, dan ia pun memilih untuk tampil tenang di musim ini dengan mencoba meminimalisir kecelakaan.

Hasilnya cukup mengagumkan karena dia berhasil merebut juara dunia ketiga di kelas utama sekaligus menandingi sejumlah rekor milik Rossi dan Lorenzo.

"Ketika kami memulai musim kami sangat berjuang keras. Tapi tahun ini kami mengubah strategi untuk tetap tenang. Beberapa balapan mungkin saya mampu mendorong dan menjadi lebih cepat. Ini sangat berbeda dengan tahun lalu di mana saya terus mendapatkan tekanan.

Tahun ini kami semakin kuat dan ini adalah hal yang paling penting. Pada balapan ini saya mampu menyelesaikannya balapan di podium dan mengangkat gelar juara dunia." tutup juara dunia MotoGP 2016," tutur Marquez, pasca balapan