MADRID – Genderang perang La Liga musim 2016/17 siap ditabuh akhir pekan ini. Sebanyak 20 klub kembali turun gelanggang sejak Sabtu (20/8). FC Barcelona sebagai juara bertahan, memulai kompetisi dengan menjamu Real Betis di Camp Nou. Sementara sang rival, Real Madrid bertandang ke Anoeta markas Real Sociedad dan Atletico Madrid menjamu tim promosi Alaves.  

Meski masih menjadi favorit juara di kompetisi tertinggi sepak bola Spanyol ini, Barca tak boleh lengah sedikit pun. Klub-klub favorit lainnya macam Madrid, Atletico, Sevilla, Valencia, bahkan Villarreal telah menjadikan “Los Azulgrana” sebagai sasaran empuk. Menghentikan dominasi Barca yang dalam dua tahun terakhir merajai La Liga, seperti sebuah keharusan.  

Apalagi, musim 2016/17 ini, Barca tak melakukan banyak perubahan. Tanpa pemain berlabel bintang lima, Andre Gomes jadi pemain termahal yang dibeli seharga hampir 50 juta euro. Tiga pemain lainnya, Lucas Digne, Samuel Umtiti, dan Denis Suarez tak lebih hanya akan menjadi penghias bangku cadangan.  

Sebaliknya, para kompetitor telah memperkuat diri. Terutama dalam menambah daya gedor di sektor penyerangan. Madrid sampai harus mengaktifkan pembelian kembali Alvaro Morata dari Juventus seharga 30 juta euro. Morata bisa jadi pilihan utama ketika Karim Benzema absen lantaran sering berkutat dengan cedera.  

Sementara itu, Atletico Madrid kedatangan Kevin Gameiro yang diproyeksi menjadi tandem Antoine Griezmann dalam membentuk “Duo G” asal Prancis.  Artinya, persaingan meraih gelar individu seperti pichichi (pencetak gol terbanyak) juga menjadi gengsi tersendiri.  

Terlebih, dalam delapan musim terakhir, belum lagi ada pemain asli Spanyol yang merajai daftar pencetak gol terbanyak di La Liga. Daniel Guiza jadi pemain Spanyol terakhir yang menyabet gelar pichichi pada musim 2007/08 dengan 27 gol dari 37 pertandingan bersama Real Mallorca. Morata punya peluang mewakili Spanyol musim ini meskipun hal itu diperlukan perjuangan esktramaksimal.  

Setahun berikutnya, Diego Forlan sukses menyeruak, sebelum Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo mendominasi persaingan. Hingga musim 2014/15, Messi dan Ronaldo masing-masing mencatat hattrick dalam merengkuh trofi pichichi. Sampai kemudian Luis Suarez akhirnya mematahkan dominasi kedua megabintang tersebut musim lalu.  

Jelang musim baru bergulir pun, ketiga nama tersebut tampaknya masih jadi kandidat kuat sebagai raja gol. Musim lalu, Suarez mengepak 40 gol di La Liga atau total 59 gol di semua kompetisi. Dan hebatnya lagi, 30 persen dari tembakannya berbuah gol. Striker timnas Uruguay itu juga menciptakan 16 assist.  

Sementara Messi coba merebut kembali takhtanya yang hilang pada tiga musim terakhir. Musim lalu, bahkan bisa dikatakan sebagai musim paceklik bagi Messi dalam membobol gawang lawan. Bagaimana tidak, “La Pulga” hanya mencetak 26 gol dan menyumbang 16 assist sama seperti Suarez.  

Cristiano Ronaldo juga tak bisa dikesampingkan. Kendati akan tertinggal start lantaran masih dalam tahap proses penyembuhan cedera, torehan golnya setiap musim selalu mencengangkan. Musim lalu, adalah kali keenam secara beruntun Ronaldo selalu membukukukan total 50 gol atau lebih di semua ajang kompetisi. Trofi Piala Eropa 2016 bersama Portugal secara tidak langsung juga kian menambah motivasinya untuk tampil lebih garang musim ini.  

Progres Griezmann juga patut diwaspadai. Dalam dua musim terakhir, striker asal Prancis tersebut konsisten mengoleksi 22 gol di La Liga. Belum ditambah enam gol di Piala Eropa yang menjadikannya pencetak gol terbanyak turnamen. Griezmann juga membawa pulang trofi pemain terbaik Piala Eropa 2016.