NEW JERSEY - Sebelum ditunjuk menjadi pelatih Real Madrid pada 5 Januari silam, Zinedine Zidane nyaris tak punya pengalaman melatih. Ia memang pernah menangani sebuah tim, namun hanya tim Real Madrid Castilla, tim lapis kedua ”El Real”. Sebelum itu Zidane hanya pernah menjadi asisten Carlo Ancelotti pada musim 2013/2014. Praktis di satu musim itulah ia belajar ilmu kepelatihan dari pria asal Italia itu. Bersama Don Carlo, Zidane ikut andil mengantar ”Los Blancos” meraih gelar “La Décima” atau trofi ke-10 Liga Champions.

Meski minim pengalaman, faktanya Zidane mampu membawa Madrid menjadi juara Liga Champions musim lu. Saat mengambil alih kursi pelatih Madrid dari Rafael Benitez, Zidane mampu mengubah kondisi tim ke arah yang lebih baik. Padahal kala diasuh Benitez, kondisi tim tidak kondusif dan kerap tampil buruk.

Menurut legenda Madrid, Jorge Valdano, Zidane terbukti mampu mengatasi masalah di dalam tim. Keahliannya mengatasi berbagai masalah di internal timnya itu, menurut Valdano, tak dipungkiri didapat dari Ancelotti.

"Ia (Zidane) tak membuang banyak kata. Ia belajar dari Ancelotti. Ia bisa meredam kontroversi dengan hanya satu kalimat. Zidane sangat meyakinkan dan membuat tim menjadi tenang," kata Valdano seperti dilansir AS.

Valdano juga menilai bahwa mantan pemain tim nasional Prancis itu cerdas dalam berkomunikasi dengan para pemainnya. " Ia tahu bagaimana berbicara dengan pemain dan mendengarkan mereka. Ia telah menciptakan suasana yang baik," kata Valdano.

Sementara pelatih AS Roma, Luciano Spalletti menilai Ancelotti memang sosok pelatih hebat sekaligus guru terbaik yang pernah ia lihat. Maka tak heran, meski hanya setahun "berguru" pada pria 57 tahun itu, Zidane bisa menyerap banyak ilmu dari mantan pelatih AC Milan itu.

"Dia guru yang hebat untuk saya. Ancelotti melakukan pekerjaan hebat bersama Madrid. Dia juga merupakan pelatih terbaik yang dimiliki Italia saat ini," kata Spalletti.

Karena itulah Spalletti meyakini Zidane memiliki modal untuk meraih kesuksesan di Santiago Bernabeu seperti yang dilakukan Ancelotti. "Zidane adalah pemain fantastis dan sosok pemimpin. Ini merupakan aspek yang membuat pekerjaan sebagai pelatih sedikit lebih mudah," kata Spalletti.

Kiper Madrid, Keylor Navas juga menyebut sukses timnya menjuarai Liga Champions musim lalu tak lepas dari kemampuan Zidane menyampaikan filosofinya kepada para pemain. Navas menilai Zidane sebagai sosok yang tepat menangani Madrid, karena mampu menjelaskan skenario permainan yang bisa diterjemahkan dengan mudah oleh para pemain.

"Kami memahami Zidane dengan baik. Dia mempunyai filosofi yang sangat jelas dan kami harus memahami apa yang diinginkannya secepat mungkin agar kami bisa segera mengimplementasikannya di tengah lapangan. Apa yang membantu kami menjadi juara Liga Champions adalah kami harus memahami dengan cepat seperti permintaannya dan ide-ide yang sudah sangat jelas buat kami," ucap dia.

Melihat rekam karier Zidane di dunia kepelatihan itu, menjadi menarik ketika ia harus menghadapi "Sang Guru" di pertandingan International Champions Cup di MetLife Stadium, New Jersey, Amerika Serikat, Kamis (4/8) waktu Indonesia.

Menurut bek kiri Madrid, Marcelo, meski laga ini hanya berstatus uji coba, ia dan rekan-rekannya akan berusaha memberikan yang terbaik melawan ”Die Rotten”. Marcelo pun mengaku tidak sabar lagi menghadapi tim yang kini diasuh oleh mantan bosnya tersebut.

"Kami akan memberikan semua yang kami punya," tutur Marcelo pada laman resmi klub. "Carlo sebelumnya merupakan bagian dari kami, dan ia sebelumnya bekerja dengan baik bersama kami. Kami benar-benar menghormatinya. Namun ini adalah permainan dan tidak peduli siapa yang akan dihadapi Real Madrid, kami akan terus berjuang dan memberikan yang terbaik," katanya.

Penampilan Madrid sendiri pada turnamen pramusim ini cukup meyakinkan. Setelah kalah 1-3 dari Paris Saint-Germain di pertandingan pertama, Mereka kemudian mengalahkan Chelsea 3-2 di pertandingan berikutnya. Padahal, di dua laga itu Zidane hanya menurunkan tim lapis kedua.

Sementara München sejauh ini sudah melakoni lima laga ujicoba. Dari lima pertandingan itu, Frank Ribery dkk meraih empat kemenangan. Hanya sekali mereka kalah, yakni kalah adu penalti dari AC Milan.