JAKARTA - Cerita dua bersaudara bertarung membela negara berbeda terulang lagi di laga penyisihan Grup A Piala Eropa 2016, saat Albania melawan Swiss, Sabtu 11 Juni 2016. Kakak-beradik, Taulant Xhaka dan Granit Xhaka harus berhadapan dengan membela negara yang berbeda.

Dalam laga yang berlangsung di Stade Bollaert-Delelis tersebut, sang kakak, Taulant membela Albania. Sedangkan, sang adik, Granit berhasil membawa Swiss menang 1-0.

Ini merupakan kali pertama di Piala Eropa, saudara kandung harus berhadapan di negara yang berbeda. Sebelumnya, di Piala Dunia 2014, ada juga "perang" kakak-adik antara  Kevin-Prince Boateng (Ghana) dan Jerome Boateng (Jerman).

Di luar persaingan di lapangan hijau, Xhaka bersaudara ternyata anak yang berbakti. Granit Xhaka, yang baru saja bergabung dengan Arsenal, mengaku dia dan kakaknya selalu menyisihkan penghasilan untuk orangtua.

"Karena kami berutang banyak kepada orangtua, kami ingin memberi mereka sesuatu saat ini. Tiap bulan dari penghasilan kami, kami menyisihkan sebagian dari tabungan kami. Kami memberikan 80 persen untuk orangtua," kata Granit pada RedaktionsNetzwerk Deutschland.

"Kami masih muda. Kami bersikap naif dengan uang, uang bisa pergi dengan cepat. Jika ada yang berpikir bahwa dia lebih baik karena punya lebih banyak uang di rekening, berarti dia bisa cepat terjatuh. Keluarga adalah harta termewah kami," lanjutnya.

Ibunda Xhaka bersaudara tak lupa memberikan dukungan kepada anaknya, langsung di stadion. Menariknya, dia mengenakan kaos dengan bergambarkan setengah bendera Albania dan Swiss.***