BEIJING - Jumlah korban tewas akibat terinfeksi novel 201 coronavirus (2019 n-Cov) atau virus corona terus bertambah. Hingga Sabtu (24/1/2020), sudah merenggut 42 jiwa. Dikutip dari republika.co.id, lebih dari 1.400 orang sudah terinfeksi di seluruh dunia, dan hampir 1.372 orang di antaranya penduduk China.

Karena itu, Presiden China Xi Jinping mengatakan bahwa Cina sedang menghadapi situasi genting. Pada Sabtu (25/1) waktu setempat, Xi mengadakan pertemuan politbiro untuk membahas langkah-langkah percepatan dalam memerangi wabah.

Kian meluas dan masifnya penyebaran virus membuat para pejabat di Provinsi Hubei, meminta masker dan pakaian pelindung.

''Kami terus mendorong pengendalian dan pencegahan penyakit. Tapi saat ini kami sedang menghadapi krisis kesehatan masyarakat yang sangat parah,'' ujar Wakil Direktur Jenderal Departemen Urusan Sipil, Hu Yinghai dilansir Reuters, Ahad (26/1).

Virus ini juga telah terdeteksi di Hong Kong, Thailand, Vietnam, Singapura, Jepang, Korea Selatan, Taiwan, Nepal, Malaysia dan Amerika Serikat. Hong Kong menyatakan darurat virus, membatalkan perayaan Imlek dan membatasi akses ke daratan China.

Di Hong Kong, lima kasus telah dikonfirmasi. Pemimpin Hong Kong Carrie Lam mengatakan, penerbangan dan perjalanan kereta api antara Hong Kong dan Wuhan akan dihentikan. Sekolah-sekolah di Hong Kong yang sedang libur Tahun Baru Imlek akan tetap ditutup hingga 17 Februari.

Australia mengonfirmasi empat kasus pertamanya pada Sabtu. Sementara Malaysia mengonfirmasi empat kasus dan Prancis melaporkan kasus pertama di Eropa pada Jumat. Adapun Amerika Serikat sedang mengatur penerbangan untuk membawa warganegara dan diplomatnya kembali dari Wuhan.

Bandara di seluruh dunia juga telah meningkatkan penyaringan penumpang dari China. Meskipun, beberapa pejabat kesehatan dan pakar mempertanyakan keefektifan deteksi tersebut.***