PASURUAN - Prilaku ES, seorang ibu di Pasuruan, Jawa Timur ini, sangat keterlaluan. Dia tega menyerahkan bayinya kepada orang lain sebagai jaminan utang. Setelah itu, ES melapor ke polisi bahwa bayinya diculik. Dikutip dari kompas.com, ES mulanya meminjam uang kepada temannya, MH. Namun ketika waktu pembayaran utangnya jatuh tempo, ES tak bisa membayarnya. ES kemudian menyerahkan bayinya kepada MH sebagai jaminan utang.

Pinjam Rp1 Juta, Harus Bayar Rp2 Juta

Peristiwa berawal saat ES meminjam uang sebesar Rp1 juta kepada MH. ES berjanji akan melunasi utangnya satu bulan setelah peminjaman.

Setelah waktu yang ditetapkan, ES mengaku tidak dapat membayar utang. Sebab ia diharuskan membayar Rp2 juta, termasuk bunganya.

''Saya pinjam uang untuk bayar utang. Jadi sebelumnya, saya pinjam uang ke MH, saya sudah punya utang. Nah, sekarang waktunya membayar, saya bingung tidak punya uang. Seharusnya saya bayar Rp2 juta karena ada bunga,'' jelasnya.

Pada saat itu, MH yang kebetulan belum memiliki anak memberikan opsi agar ES menyerahkan bayinya sebagai jaminan. Lantaran kepepet, ES pun menyetujui permintaan MH.

Ia mengatakan, MH serius dan ikhlas merawat anaknya. Tak hanya itu, MH juga mengatakan bayi itu sebagai pancingan agar keluarga MH segera memiliki momongan.

''Dia (MH) bilangnya kalau saya tidak punya uang Rp 2 juta, sini anakmu saya rawat saja tidak apa-apa. Nanti kamu ambil kalau kamu sudah punya uang,'' ES menirukan kata-kata MH.

Kepada MH, ES mengaku tidak akan lama menjaminkan bayinya. Ia akan segera menebus dan mengambil bayinya.

Karang Cerita

ES kebingungan lantaran suaminya menanyakan keberadaan anak mereka.

ES mengaku takut dimarahi jika mengatakan kejadian sebenarnya.

''Bingung dan gugup menjawabnya, akhirnya saya jawab saja diculik orang,'' kata dia.

Usai membuat pengakuan itu, suami dan keluarga meminta ES melapor kepada polisi.

''Saya juga bingung, cuma dibawa ke Polres untuk laporan saja. Sebenarnya saya tidak ingin laporan. Saya bingung harus menjawab apa,'' ujar dia.

Saat membuat laporan, polisi menemukan beberapa kejanggalan dalam pengakuan ES.

Pada polisi ES mengarang cerita, dua orang merebut bayinya saat ia tengah menunggu kendaraan umum di depan RSUD Bangil.

Kasat Reskrim Polres Pasuruan AKP Adrian Wimbarda mengaku curiga dengan laporan ES.

''Kami menduga ini laporan palsu. Sebab, sejak awal, kami sudah menemukan perbedaan di lapangan, antara fakta dan laporan dari korban yang mengaku anaknya menjadi korban penculikan,'' katanya.

Saat diselidiki, ES akhirnya mengaku telah membuat laporan palsu.

ES kemudian membuat video klarifikasi di media sosial. Video berdurasi 26 detik itu memuat permintaan maaf ES dan klarifikasi bahwa bayinya tidak diculik.

''Saya jaminkan ke orang. Berita penculikan itu tidak benar,'' jelasnya.

Adapun bayi ES telah dibawa oleh polisi ke Polres Pasuruan.***