MALANG - Pesawat Hercules yang mengangkut pengungsi korban kerusuhan Wamena, Jayawijaya, Papua, mendarat di Pangkalan Lanud (Lanud) Abdulrachman Saleh Malang, Kamis (3/10). Abdullah dan adiknya termasuk dalam rombongan pengungsi tersebut. Dikutip dari merdeka.com, setelah turun dari Hercules, Abdullah terlihat menutup kepala, pundak hingga tangan kanannya dengan sehelai selimut. Wajah sebelah kanannya tampak putih dan mengelupas, bekas terbakar api.

Sementara tidak jauh dari Abdullah, adik laki-lakinya, wajahnya terlihat agak kehitaman akibat terbakar api saat kerusuhan di Wamena. Keduanya berhasil menyelamatkan diri setelah berjibaku dari amukan massa yang membakar rumahnya.

''Lukanya di pipi dan tangan, tapi sudah diatasi di Wamena dan Jayapura, sudah sembuh tinggal bekasnya saja,'' ungkap Abdullah di Pangkalan Lanud (Lanud) Abdulrachman Saleh Malang, Kamis (3/10).

Abdullah yang asal Sampang, Madura itu, menceritakan usahanya untuk lolos dari massa yang anarkis dan menghanguskan rumah yang ditinggalinya. Ia sebenarnya sudah mendapat informasi kalau ada demontrasi, tetapi saat itu mengira hanya demo biasa, yang selama ini paling banter hanya melempar batu.

Tetapi, ternyata massa di luar rumahnya sudah membakar sejumlah mobil. Sementara saat kejadian itu, Senin sekitar pukul 09.00 WIT, Abdullah masih berada di dalam rumah bersama adiknya.

''Biasanya kalau di sana, demo itu lempar-lempar batu saja. Saya tidak tahu, saya masih di dalam Ruko. Massa sudah datang, kirain lempar-lempar, ternyata sudah bakar-bakar,'' katanya.

Ketahuan Sembunyi

Begitu memandang keluar rumah, ia melihat massa membakar mobil, dump truck dan rumah-rumah. Saat rumah yang ditinggalinya terbakar, Abdullah dan adiknya pun masih sempat mengambil air untuk memadamkan api.

''Bahkan aku di dalam kios itu, di luar dibakar aku masih di dalam. Itu aku menyiram air untuk memadamkan api,'' katanya.

Namun sesaat kemudian segera sadar dan berlari meninggalkan rumah untuk bersembunyi di rumah sebelahnya. Rumah itu belum terbakar sehingga bisa sesaat bersembunyi dari massa. Ia bersembunyi bersama adik dan dua temannya.

Namun keberadaannya kemungkinan diketahui, sehingga rumah itupun dibakar perusuh. Massa berteriak-teriak dan menduga kalau masih ada orang di dalamnya sehingga langsung disiram bensin dan dibakar.

''Lari bersembunyi ke rumah yang belum terbakar itu, tetapi massa melihat kalau masih ada dua orang, diteriaki kalau ada orang suruh bunuh, aku masuk ke dalam situ,'' kisahnya.

''Aku langsung naik ke platform sama adik, di luar banyak massa. Aku keluar tidak bisa karena banyak massa. Aku masih ngumpet, terus semprot bensin sama disulut api, langsung dibakar,'' sambungnya.

Berhasil Kabur

Beruntung usai membakar tempat persembunyiannya, massa langsung bergeser ke tempat lain. Karena saat dilihat keluar, massa sudah sedikit sepi.

''Aku tengok di luar tidak ada massa, aku langsung turun dan langsung kabur ke rumput-rumput,'' kisahnya.

Abdullah dan adiknya hanya mengenakan baju yang menempel di badan. Sementara semua hartanya hangus berikut rumah dan barang-barangnya.

''Aku kabur menjebol pagar, karena di sana pagarnya pakai drum. Lari ke rumput-rumput. Baru sekitar jam 4 sore dibawa ke Polsek,'' kata Abdullah yang mengaku diselamatkan bareng 20 orang.

Abdullah mengaku belum tahu yang akan dilakukan di kampung halaman. ''Terpenting saat ini sudah selamat dan kembali berkumpul dengan keluarganya. Aku trauma untuk kembali ke Papua,'' sambugnya.***