PADANG - Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengimbau warga Sumbar yang berada di kampung di perantauan membatu pemulangan sekitar 900 perantau Minang dari Wamena, Jayawijaya, Papua. Dikutip dari republika.co.id, Irwan Prayitno mengatakan, para ASN di lingkungan Pemprov Sumbar sudah mulai mengumpulkan dana untuk membantu biaya pemulangan perantau Minang dari Wamena tersebut.

''Diharapkan ASN di kabupaten dan kota juga mengikuti. Masyarakat di kampung dan di rantau juga bisa mengirimkan bantuan,'' katanya di Padang, Sabtu (28/9).

Kepedulian semua pihak sangat diharapkan Irwan, karena biaya pemulangan perantau dari Wamena itu cukup besar. Berdasarkan informasi dari Ketua Ikatan Keluarga Minang (IKM) Papua, Zulhendri Sikumbang, sementara ini ada sekitar 327 kepala keluarga perantau Minang di Wamena yang ingin pulang.

Dengan estimasi tiga orang per keluarga, ada 900 orang lebih yang harus dibantu kepulangannya. Harga tiket pesawat dari Papua-Padang diperkirakan Rp5 juta per orang. Jadi setidaknya butuh Rp4,5 miliar untuk membiayai pemulangan para perantau itu.

Irwan mengatakan Pemprov Sumbar sudah membuka rekening khusus untuk membantu perantau di Wamena tersebut. Siapapun yang bersedia membantu bisa mengirimkan bantuan ke rekening Bank Nagari 2101.0210.07340-3 atas nama Sumbar Peduli Sesama.

Nasib perantau Minang di Wamena saat ini, katanya, masih simpang siur. Informasi terakhir, sebagian besar termasuk wanita dan anak-anak masih bertahan di tenda-tenda pengungsian.

Untuk memastikan kondisinya, Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit bersama sejumlah perwakilan OPD langsung diutus ke Papua. Rombongan itu juga membawa sedikit bantuan yang sempat terkumpul sebelum keberangkatan.

''Dari hasil pertemuan nanti diharapkan akan didapat informasi pasti kondisi dan berapa orang warga Sumbar di sana yang ingin pulang namun tidak punya biaya lagi,'' katanya.

Sebelumnya diberitakan, sembilan perantau asal Pesisir Selatan, Sumbar, meninggal akibat kerusuhan di Wamena. Delapan jenazah sudah dipulangkan dan dikuburkan di kampung halaman.***