JAKARTA - Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK) sepertinya sangat geram terhadap aksi Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang membunuh Briptu Hedar di Kampung Usir, Kecamatan Puncak, Papua. JK menegaskan, TNI dan Polri harus membalas serangan KKB tersebut. Dikutip dari merdeka.com, menurut JK, langkah TNI dan Polri membalas aksi KKB, bukanlah pelanggaran terhadap hak asasi manusia (HAM).

''Itu bukan pelanggaran HAM, karena yang melanggar HAM siapa yang duluan. Sering orang, apalagi luar negeri, menganggap semua pelanggaran HAM. Bagaimana HAM, kalau yang meninggal TNI dan polisi lebih dahulu,'' kata JK saat memberikan pembekalan dalam rangka kegiatan bersama kejuangan kepada Perwira Siswa Sesko TNI, Sespimti Polri, Sesko Angkatan Sespimmen Polri tahun 2019 di Auditorium Jos Soedarso Seskoal, Cipulir, Jakarta Selatan, Rabu (14/8).

JK mengatakan, negara yang paling melanggar HAM di dunia adalah Amerika Serikat. Sebab negeri Paman Sam membom negara-negara lain tanpa dasar. Mulai dari Vietnam, Suriah, Irak, hingga Libya.

''Kalau soal melanggar HAM, barangkali negara yang paling langgar HAM di dunia adalah Amerika, Itu pelanggaran HAM terbesar di dunia yang terjadi,'' ungkap JK.

Sebelumnya JK menyatakan turut berduka cita atas meninggalnya Briptu Hedar yang ditemukan tewas usai disergap dan disandera kemudian dibunuh oleh pelaku diduga dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kampung Usir, Puncak, Papua pada Senin (12/8). Dia menjelaskan pemerintah harus menyelesaikan masalah di Papua agar kondisi jadi lebih aman.

''Ya tentu kita merasa berduka cita. Memang di daerah konflik selalu ada korban. Tapi yang penting kita selesaikan masalahnya. Secara umum. Supaya Papua itu lebih aman,'' kata JK di Kantornya, Jalan Merdeka Utara, Selasa (13/8).

Sebab itu dia menegaskan harus menyelesaikan masalah dengan cara menumpas KBB sampai akarnya. Kalau tidak kata dia, Indonesia akan dinilai rendah.

''Tetapi apa bila ada yang menyerang aparat polisi negara. Harus diselesaikan, harus diserang balik. Itu harus. Kalau diterima begitu saja itu salah,'' ungkap JK.

Untuk diketahui, Briptu Hedar ditemukan tewas usai disergap dan disandera kemudian dibunuh oleh pelaku yang diduga dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di wilayah Kampung Usir, Puncak, Papua pada Senin 12 Agustus 2019. Sedangkan Bripka Alfonso, polisi yang bersama Hedar berhasil kabur dan melapor ke Pos Polisi Kago, Kabupaten Puncak.***