JAKARTA Bupati Nduga, Papua, Yairus Gwijangge, meminta semua anggota TNI dan Polri yang ditugaskan mengamankan proyek pembangunan infrastruktur ditarik dari Nduga. Dikutip dari merdeka.com, permintaan itu disampaikan Bupati Nduga Yairus Gwijangge saat bertemu dengan Ketua DPR Bambang Soesatyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/8). Yairus mengharapkan Bambang menyampaikan permintaannya itu kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi).

''Sehingga kami dengan harapan penuh meminta kepada Bapak Presiden melalui Ketua DPR RI, agar menarik anggota TNI Polri non organik dan organik itu yang sama-sama melaksanakan tugas di sana,'' kata Yairus.

Yairus mengatakan, selama ini masyarakatnya tak tenang hidup di antara anggota TNI dan Polri. Bahkan beberapa dari masyarakat di kawasan tersebut sudah mengungsi.

''Masyarakat Nduga itu hidup tidak tenang, mereka masih berada di hutan-hutan. mereka juga sudah mengungsi ke beberapa kabupaten tetangga. Dan sekitar 11 distrik itu sudah dikosongkan,'' ungkapnya.

Di tempat yang sama, Sekretaris Daerah Kabupaten Nduga Namia Wijangge mengungkapkan masyarakat Nduga banyak yang masih trauma terhadap tragedi gerakan separatis di tahun 1996. Sehingga dia minta TNI dan Polri segera ditarik ke markasnya.

''Trauma itu terus terbawa sampai dengan sekarang. Sehingga persoalan ini dalam waktu singkat ini mau diselesaikan sangat susah,'' kata Namia.

Menurutnya, anggota TNI/Polri justru sebenarnya tidak berjaga di proyek pembangunan infrastruktur, tetapi malah masuk ke perkampungan.

''Anggota TNI Polri yang dikirim ke sana itu bukan menjaga pembangunan jalan tetapi masuk ke kampung-kampung masyarakat di sana,'' ucapnya.

Dia menegaskan, masyarakat Kabupaten Nduga tidak menolak pembangunan infrastruktur. Namun kenyataannya justru pembangunan jembatan maupun jalannya belum terlaksana.***