JAKARTA - Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais bertemu dengan Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto, Selasa (16/7/2019) sore. Keduanya bertemu di kediaman anggota Dewan Pembina Partai Gerindra Maher Algadri, sekitar 30 menit. Dikutip dari republika.co.id, usai pertemuan tersebut Amien mengungkapkan, Prabowo memastikan tidak membahas soal bagi-bagi kursi saat dirinya bertemu dengan Presiden terpilih Joko Widodo pada 13 Juli lalu.

''Jadi firm tidak ada pembicaraan siapa dapat apa, bagaimana dapat jabatan dan sebagainya. Hanya pertemuan dua tokoh yang intinya tidak ada lagi cebong dan kampret,'' kata Amien di kediamannya di Gandaria, Jakarta, Selasa (16/7).

Kepada Amien, Prabowo juga mengatakan bahwa dirinya sudah menyampaikan pendapatnya terkait sikapnya melalui Instagramnya.

Prabowo telah berkomitmen tentang cita-cita yang berkali-kali ia sampaikan dalam kampanyenya, bahwa dirinya menginginkan Indonesia berdaulat, adil dan makmur.

''Sampai sekarang pun alhamdulillah masih istiqomah masih konsisten,'' ujarnya.

Selain itu, Amien mengungkapkan bahwa dirinya berpandangan rekonsiliasi itu harus betul-betul objektif.

Lalu Amien melanjutkan, terkait peta politiknya jika memang betul untuk kedaulatan pangan, kedaulatan energi, kedaulatan air, memperkuat ketahanan bangsa, perbaikan kekuatan militer, pro kepada rakyat, dan pro terhadap pasal 33 UUD 1945, maka hal tersebut bisa dipertimbangkan jika menginginkan adanya rekonsiliasi.

''Tentu kekuatannya seperti terefleksikan di dalam hasil menurut versi KPU yang didukung oleh MK, paling enggak 55-45 (persen),'' ucap Amien.

Namun jika tidak, Amien menyebut itu merupakan kooptasi, dan rekonsiliasi tidak akan terwujud. ''Dan jelas sekali akan memilih sebagai oposisi yang bertanggung jawab, demokratis, terbuka, santun, etis,'' katanya.

Amien mengaku masih menunggu hasil dari rapat Dewan Pembina DPPP Partai Gerindra terkati hal itu. Namun ia pribadi menilai sebaiknya partai-partai yang tadinya berada di Koalisi Indonesia Adil Makmur tetap berada di oposisi.

''Itu lebih indah, dan ini biasalah, politik itu come and go. jadi nggak usah lantas secara mutlak harus dipertahankan terus dibela mati-matian. Tapi semua berjalan secara roda berputar, kekuasaan berputar, jadi ini enteng-enteng sajalah,'' katanya. ***