JAKARTA - Mantan Presiden Mesir Muhammad Mursi, meninggal saat menjalani persidangan di pengadilan di Kairo, Mesir, Senin (17/6/2019). Mursi dijadikan terdakwa kasus bentrokan masyarakat di luar istana kepresidenan yang menyebabkan korban jiwa pada 2012. Dikutip dari republika.co.id, kematian Mursi menimbulkan duka mendalam bagi sebagian besar warga Mesir.

Sejak memimpin Ikhwanul Muslimin, Mursi begitu terkenal. Hingga akhirnya dia menjadi warga sipil pertama yang menjadi presiden di Mesir. Ia terpilih secara demokratis pada Juni 2012. Mursi pun berhasil memenangkan suara rakyat sebanyak 51,7 persen.

Pada awal karir politiknya, Mursi menjabat sebagai anggota parlemen Mesir. Salah satu pencapaiannya yakni membantu menengahi gencatan senjata antara Israel-Hamas.

Lahir di Desa El-Adwah, Utara Mesir, Mursi juga dikenal sebagai Presiden Mesir pertama yang hafal Alquran 30 juz.

Terkesan Dirahasiakan

Dalam sebuah laporan, mantan presiden Mesir Mohammed Mursi dimakamkan secara sederhana, tanpa seremoni selayaknya seseorang yang pernah menjadi pemimpin negara.

Ketika mantan presiden Mesir Gamal Abdel-Nasser, Anwar El-Sadad meninggal, banyak jalan di penjuru negara itu yang dipenuhi masyarakat. Mereka berkabung, menangis, dan meratapi kepergian dari para pemimpin negara tersebut.

Tak hanya itu, pemakaman dari seorang mantan presiden di hampir setiap negara, tak terkecuali Mesir sering disiarkan berulang kali. Hal tersebut dilakukan untuk menandai peringatan kematian mereka setiap tahun.

Baik Abdel-Nasser maupun El-Sadad merupakan tokoh militer yang menjadi presiden. Sepanjang kepemimpinan mereka, banyak orang yang telah memberikan pujian keduanya adalah sosok yang patriotik dan melayani Mesir saat masa perang dan damai.

Namun, tidak demikian hal yang terjadi kepada Mursi. Ia yang telah menjadi bagian sejarah Mesir, sebagai presiden pertama yang terpilih secara demokratis justru mendapat perlakuan yang jauh berbeda.

Pemakaman pria kelahiran 8 Agustus 1951 itu tidak dilangsungkan secara kenegaraan. Jenazah Mursi dikuburkan secara sederhana di pemakaman yang sama dengan sejumlah pemimpin senior Ikhwanul Muslimin lainnya di Ibu Kota Kairo.

''Kami memandikan jenazahnya di rumah sakit penjara Tora dan menyalatkannya di masjid rumah sakit tersebut,'' ujar putra dari Mursi, Ahmed melalui jejaring sosial Facebook, dilansir ABC News, Selasa (18/6).

Menurut Ahmed, permintaan keluarga untuk menguburkan Mursi di El Adwah, Sharqiya, kota kelahiran ayahnya ditolak otoritas Mesir. Karena itu, ia dikuburkan di pemakaman yang sama dengan para pemimpin tertinggi Ikhwanul Muslimin.

Seorang saksi mata mengatakan kepada ABC News jalan raya menuju pemakaman Mursi dijaga ketat oleh pihak berwenang. Tak sedikit yang mempertanyakan mengapa proses penguburan mantan presiden tersebut terkesan dirahasiakan atau dilakukan secara diam-diam.

Tak hanya itu, sejumlah surat kabar yang dimiliki dan dikelola oleh Pemerintah Mesir hanya memberitakan kematian Mursi secara singkat. Bahkan dalam laporan yang terbit pada Selasa (18/6) pagi, Mursi tidak disebut sebagai mantan presiden negara di Afrika itu.

Mursi adalah seorang presiden terpilih dalam pemilihan umum Juni 2012 dan menjadi satu-satunya presiden yang berasal dari kalangan sipil di Mesir. Ia juga dikenal sebagai mantan pemimpin Ikhwanul Muslimin yang berhasil memenangkan suara rakyat setelah Musim Semi Arab 2011 dimana mantan presiden Hosni Mubarak digulingkan.

Erdogan Sebut Mursi Dibunuh

Presiden Turki Tayyip Erdogan bersumpah pada Rabu untuk berusaha memastikan Pemerintah Mesir diadili di pengadilan internasional atas kasus kematian mantan Presiden Muhammad Mursi.

Mursi meninggal diduga akibat menderita serangan jantung ketika persidangannya di pengadilan Mesir pada awal pekan ini.

Erdogan mengungkapkan pernyataan tersebut pada kampanye pemilihan umum di Istanbul. Ia menyebut, ''Mursi bukan meninggal dunia, dia dibunuh.''

Selain itu, Erdogan juga menyerukan agar Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) bertindak atas kasus kematian Mursi. Erdogan menambahkan bahwa dia akan membawa isu tersebut di Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Jepang pada akhir bulan ini.

PBB Serukan Penyelidikan

PBB menyerukan penyelidikan menyeluruh dan transparan atas kematian Muhammad Mursi di pengadilan, ketika ribuan orang di Timur Tengah memberikan penghormatan kepada mantan presiden Mesir tersebut.

Kantor Hak Asasi Manusia PBB pada Selasa (18/6) mengatakan penyelidikan harus mencakup semua aspek perawatannya selama hampir enam tahun penahanannya.

Presiden demokratis pertama Mesir tersebut dimakamkan dalam upacara keluarga kecil pada Selasa pagi sehari setelah dia menderita serangan jantung fatal di pengadilan Kairo.

''Kekhawatiran telah dikemukakan mengenai kondisi penahanan Mursi, termasuk akses ke perawatan medis yang memadai, serta akses yang memadai ke pengacara dan keluarganya,'' kata juru bicara hak asasi manusia PBB Rupert Colville dalam sebuah pernyataan, dilansir di Aljazeera, Rabu (19/6).

''Penyelidikan harus dilakukan oleh pengadilan atau otoritas kompeten lainnya yang independen dari otoritas yang ditahan dan diberi mandat untuk melakukan investigasi yang cepat, tidak memihak, dan efektif mengenai keadaan dan penyebab kematiannya,'' tambah Colville.

Mursi digulingkan pada 3 Juli 2013, setelah hampir tidak berkuasa selama setahun dalam kudeta yang dilakukan oleh Presiden Abdel Fattah el-Sisi saat ini dan ditempatkan di bawah tahanan rumah sebelum dipindahkan ke penjara.***