GAZA - Senin (6/5) lalu sudah tercapai kesepakatan gencatan senjata, namun pada Jumat (10/5), pasukan Israel kembali menembak mati warga Palestina di Gaza. ''Abdullah Abd al-Aal (24 tahun) ditembak di bagian perutnya saat melakukan aksi demonstrasi di dekat pagar pembatas Israel di timur Rafah di Jalur Gaza selatan,'' sebut laporan Kementerian Kesehatan Gaza, seperti dikutip Aljazirah, Sabtu (11/5).

Jumat kemarin merupakan aksi protes pertama di sana sejak maraknya serangan mematikan pekan lalu. Kementerian Kesehatan mengatakan bahwa total 30 warga Palestina terluka dalam protes pada Jumat. Termasuk empat anak-anak dan satu paramedis yang luka ringan akibat tembakan Israel ke kepala.

Kementerian Kesehatan Gaza mengatakan bahwa sejak dimulainya protes Great March of Return mingguan tahun lalu, tentara Israel telah menewaskan lebih dari 275 demonstran dan melukai 17 ribu lainnya. Korban-korban tersebut secara resmi dirujuk ke rumah sakit.

Protes yang dimulai pada 30 Maret 2018, menuntut agar pengungsi Palestina memiliki hak untuk kembali ke rumah mereka. Rakyat Palestina yang telah terusir selama berdirinya Israel itu menuntut pencabutan lengkap blokade Gaza selama 12 tahun oleh Israel.

Demonstrasi minggu ini dipandang sebagai ujian utama untuk gencatan senjata yang disepakati antara Gaza dan Israel dengan dimediasi oleh Mesir dan PBB. Kelompok-kelompok Palestina, Hamas dan Jihad Islam, di Gaza menembakkan ratusan roket ke Israel mulai Sabtu (4/5) pekan lalu. Ini sebagai balasan setelah pasukan Israel menewaskan empat warga Palestina dalam dua insiden terpisah pada 3 Mei.

Israel membalasnya dengan melepaskan penembakan artileri yang diarahkan pada 200 titik pemukiman sipil di jalur tersebut. ''Pesawat tempur Israel melakukan sekitar 150 serangan,'' menurut laporan kantor media pemerintah di Gaza.

Selama tiga hari, sebanyak 25 warga Palestina terbunuh bersama empat warga Israel. Perjanjian gencatan senjata diumumkan oleh faksi-faksi Palestina pada Senin pagi.

Para demonstran kini menyerukan pawai besar-besaran pada 15 Mei untuk menandai ulang tahun ke-71 dari apa yang disebut orang Palestina sebagai Nakba atau ''malapetaka''. Yakni, hari ketika ratusan ribu warga Palestina terpaksa melarikan diri karena diusir dari rumah mereka pada 1948 yang memuluskan pendirian negara Israel. ***