MORELOS - Vanessa Ivonne Melendez Cardenas, gadis berusia 18 tahun asal Meksiko, meninggal secara tragis di hari ulang tahunnya akhir pekan lalu. Dikutip dari sindonews.com, gadis berparas cantik itu memutuskan merayakan ulang tahunnya ke-18 dengan melakukan terjun payung (skydiving) di Tequesquitengo, Morelos, Meksiko,. Namun malang, parasut yang digunakannya gagal dibuka.

Keluarga gadis itu bahkan menyaksikan insiden itu dengan ketakutan. Dalam aksi skydiving itu Cardenas tidak sendirian. Ada empat penerjun payung lainnya dari siswa sekolah menengah dan seorang instruktur Mauricio Gutiérrez Castillo, 34, yang beraksi serupa.

Cardenas dan Castillo jatuh dari ketinggian 1.300 kaki setelah parasutnya gagal dibuka. Sedangkan keempat penerjun payung lainnya mendarat dengan aman.

Dalam sebuah rekaman video, seorang anggota keluarga bertanya kepada seseorang apakah ''Liz'' akan mendarat. Liz adalah nama panggilan untuk Cardenas.

Seorang pria, yang belum diidentifikasi, mengatakan; ''Ya Tuhan, saya harap itu Liz, datanglah ke sini karena orang lain sudah hampir mendarat.''

Tak lama kemudian, pria itu menyadari bahwa Liz tidak termasuk dalam kelompok skydivers yang mendarat aman. Dia lalu berteriak; ''Tidak, tidak, tidak,'' ketika dia menyadari bahwa Liz hilang.

Tubuh Cardenas dan Mauricio akhirnya ditemukan di padang rumput dalam kondisi tidak bernyawa.

Video tersebut memperlihatkan anggota keluarga yang kebingungan melihat ke tubuh korban.

Perusahaan yang menyelenggarakan skydiving menegaskan bahwa insiden itu bukan kecelakaan yang disebabkan oleh kerusakan peralatan. Jorge Gaitán, direktur Albatros Parachuting, percaya seseorang diduga telah memanipulasi mekanisme pelepasan.

''Itu bukan kegagalan peralatan atau semacamnya. Itu pasti ada hubungannya dengan seseorang yang ada di penerbangan itu, yang memanipulasi dan mengaktifkan mekanisme pelepasan,'' katanya.

''Itu tidak berakhir secara kebetulan, itu disebabkan oleh manusia. Kita sedang dalam penyelidikan. Kita masih tidak tahu apa yang terjadi,'' ujarnya, seperti dikutip Daily Mirror, Kamis (28/3/2019) malam.

Perusahaan skydiving, yang tidak menawarkan asuransi karena dianggap sebagai olahraga ekstrem, mengatakan itu mekanisme pelepasan diaktifkan pada tingkat di mana tidak mungkin bagi parasut untuk merespons.***