PALEMBANG - Partai politik (Parpol) pengusung Joko Widodo (Jokowi) - Ma'ruf Amin, tidak total memenangkan pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 01 tersebut. Sebab, pada saat yang sama Parpol harus berusaha memenangkan calon anggota legislatif (Caleg) yang diusungnya. Dewan Penasihat Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf, Surya Paloh mengungkapkan hal itu saat berkunjung ke markas Tim Kampanye Daerah (TKD) Sumatera Selatan Jokowi-Ma'ruf dan berdiskusi dengan relawan di Palembang, Minggu (3/3).

''Positioningnya adalah partai-partai pendukung presiden dalam partai koalisi, termasuk koalisi Jokowi dan Ma'ruf ini tidak 100 persen perhatiannya untuk urusan pencalonan calon presiden dan wakil presiden, tidak 100 persen. Dia juga disibukkan dengan kesibukannya untuk mengatur calegnya,'' kata Paloh, seperti dikutip dari merdeka.com.

Menurut Paloh, hal tersebut merupakan konsekuensi yang harus bisa diterima pendukung Jokowi-Ma'ruf.

Ketua Umum Partai NasDem itu menyadari sikap Parpol di koalisinya yang belum fokus mengoptimalkan tugas kemenangan untuk Paslon nomor urut 01.

''Ini adalah konsekuensi yang harus bisa kita terima, artinya ketika kita sebagai pendukung-pendukung utama capres Jokowi-Ma'ruf kita menyadari ini, suasana dukungan partai-partai politik dalam prakteknya tidak 100 persen memfokuskan waktu tenaga pikiran untuk tugas-tugas pemenangan Jokowi Ma'ruf,'' ungkapnya.

Namun, untuk Partai NasDem, Paloh menitipkan pesan supaya tugas pemenangan Pilpres dan Pileg dilakukan seimbang. Dirinya ingin kadernya beserta relawan kompak berjuang bersama.

''Paling tidak instruksi saya tidak boleh ada yang timpang, harus sama. Nah kalau enggak itu namanya kita tidak sukses dan berbahaya, ini jelas ya. Jadi kerjasama kita dalam tim kemenangan ini adalah kerjasama yang kolektif, ringan sama dijinjing berat sama dipikul,'' imbuhnya.

Diketahui, Koalisi Indonesia Kerja partai pendukung Jokowi-Ma'ruf di Pilpres 2019 berisi PDI Perjuangan, NasDem, Golkar, PPP, PKB, Hanura, Perindo dan PSI.***