JOLO - Ledakan bom mengguncang Gereja Katedral 'Our Lady of Mount Carmel' di Jolo, Sulu, Filipina, Ahad (27/1). Insiden itu menyebabkan 27 orang tewas. Dikutip dari merdeka.com, Kepala Daerah Polisi Otonomi Muslim Mindanao (ARMM) Kepala Inspektur Graciano Mijares mengonfirmasi jumlah korban ini pada Ahad pukul 1.20 waktu setempat.

Dia merinci, 20 korban tewas merupakan warga sipil. Sedangkan 7 korban tewas lainnya berasal dari tentara. Jumlah orang yang terluka juga meningkat menjadi 77, menurut Mijares.

Dilansir Rappler.com Ahad, kelompok Investigasi dan Deteksi Kriminal PNP (CIDG) sebelumnya mengatakan, dua alat peledak improvisasi (IED) digunakan untuk mengebom gereja. Menurut polisi regional ARMM, satu IED meledak di dalam gereja dan satu lagi di pintu masuk.

Juru bicara PNP Inspektur Senior Bernard Banac mengatakan, ledakan kedua terjadi ketika personel AFP menanggapi ledakan pertama.

Arnel dela Vega, Kepala Komando Mindanao Barat militer Filipina, mengatakan tersangka utama di balik pemboman itu masih kelompok teroris Abu Sayyaf. Dia mengatakan, bahwa ini didasarkan pada ancaman sebelumnya.

Gubernur ARMM, Mujiv Hataman, mengatakan, pemboman katedral Jolo kemungkinan adalah hasil kerja para teroris. Hataman mengatakan, Abu Sayyaf tampaknya satu-satunya kelompok yang mampu melakukan serangan semacam itu.

''Pada titik ini, kami tidak ingin membuat spekulasi, tetapi kami dapat yakin bahwa ini adalah 99% hasil kerja para teroris,'' katanya.***