PALU - Kelaparan mendera para korban gempa dan tsunami di Palu, Sulawesi Tengah. Untuk bisa bertahan hidup, sebagian warga terpaksa menjarah makanan di berbagai toko di Kota Palu. Kapendam XIII Merdeka Kolonel Inf Muhammad Thohir menegaskan, meski penjarahan itu dilakukan karena alasan untuk bertahan hidup, namun tetap tidak direstui pemerintah.

''Tidak benar aksi penjarahan warga ini dipersilakan oleh pemerintah, memang apa negara ini,'' kata Thohir di Makorem 132 Tadulako, Palu, Minggu (30/9/2018).

Dikatakan Kolonel Thohir, bila masyarakat membutuhkan logistik, agar bisa dikoordinasikan dulu.

Lanjutnya, pengadaan logistik agar bisa didampingi oleh aparat TNI Polri, atau pihak pemerintah dengan cara didata dan diinventarisir, apa kebutuhan warga.

''Jadi bukan untuk diizinkan melakukan penjarahan. Sya ulangi, tidak ada izin dari pemerintah untuk melakukan penjarahan, termasuk juga di SPBU,'' tegas Thohir.

Thohir menambahkan, bagi keluarga korban gempa agar kiranya minta pendampingan ke pihak Babinsa atau Bhabinkamtibmas di posko yang ada.

Salah satu warga Palu yang tidak mau disebutkan identitasnya mengaku, aksi penjarahan ini sudah berlangsung sejak Sabtu (29/9/2018) malam, usai Magrib.

''Sudah dari malam penjarahan warga. Belum ada yang ditangkap. Kalau SPBU yang dijarah, di Jalan Ki Hajar Dewantara sama Jalan M Yamin,'' katanya.***