MUMBAI - Rumah milik Mukesh Ambani, orang terkaya di India, disebut sebagai rumah terbesar dan termahal di dunia. Dikutip dari tribunnews.com, harga bangunan yang terletak di sisi selatan Kota Mumbai ini diperkirakan mancapai 1 miliar poundsterling atau sekitar Rp19,5 triliun.

Bangunan ini memiliki 27 lantai, tiga landasan helikopter, sebuah bioskop, beberapa kolam renang dan mempekerjakan 600 orang.

Uniknya, bangunan besar ini hanya dihuni lima orang yaitu sang pemilik Mukesh Ambani, istrinya Nita dan ketiga anak mereka.

Orang Terkaya India

Mukesh Ambni (61) adalah seorang pengusaha yang memimpin perusahaan gas raksasa Reliance Industries, salah satu perusahaan terkemuka India yang didirikan mendiang Dhirubai Ambani, ayah Mukesh.

Ambani, yang kini adalah orang paling kaya di India, menamakan kediamannya yang selesai dibangun pada 2010 itu Antilia. Bangunan setinggi 173 meter dengan luas total lebih dari 37.000 meter persegi itu memang amat mendominasi kawasan sekitarnya.

Selain unik dan mewah, bangunan tinggi milik Mukesh ini juga dirancang tahan guncangan gempa hingga 8 magnitudo.

Majalah Forbes pada 2017 mendaulat Mukesh Ambani sebagai orang terkaya di India dengan jumlah kekayaannya mencapai sekitar 34 miliar poundsterling atau sekitar Rp664 triliun.

Selain memiliki perusahaan gas terbesar di negeri itu, Mukesh juga menjadi pemilik klub kriket Mumbai Indian dan mengelola sebuah universitas.

Ekspansi Bisnis

Masih menurut majalah Forbes, Mukesh dan saudaranya mengambil alih pengelolaan perusahaan setelah kematian ayahnya pada 2002.

Di tangan Mukesh, kelompok usaha Reliance berkembang dan melakukan ekspansi ke industri komunikasi dengan meluncurkan layanan 4G, Jio.

Sang istri, Nita sempat membeberkan isi kediaman mewahnya itu saat melakukan wawancara dengan majalah Vanity Fair. Nita menjelaskan, kediamannya memiliki ballroom luas yang 80 persennya dihiasi gantungan lampu yang amat mewah dan memiliki empat lantai taman.

Antilia, yang merupakan properti termahal kedua di dunia setelah Istana Buckingham, dibangun perusahaan arsitektur AS Person and Will dan Hirsch Bedner Associates. Kontroversi Kemiskinan

Keberadaan bangunan ini bukannya tanpa kontroversi dan beberapa tokoh di India menganggap keberadaan gedung itu amat memalukan jika dibanding kondisi kemiskinan di India.

Dipankar Gupta, pakar sosiologi dari Universitas Jawaharlal Nehru menyebut pameran kekayaan itu tak bisa diterima.

''Tak hanya di Mumbai, yang memiliki kawasan kumuh terbesar di Asia, tetapi juga seluruh India di mana 42 persen anak-anak berusia di bawah lima tahun kekurangan gizi,'' ujar Gupta.

Sementara mantan pemimpin kelompok usaha Tata, Ratan Tata mengatakan, Antilia adalah contoh kurangnya empati para orang kaya India terhadap masyarakat miskin.

''Orang yang tinggal di sana (Antilla) seharusnya prihatin akan kondisi di sekelilingnya dan mencoba membuat perubahan,'' ujar Tata.***