WASHINGTON - Palestina menutup misi Organisasi Pembebasan Palestina (PLO) di Washington, Amerika Serikat. Amerika Serikat memprotes langkah Palestina tersebut, dengan mencabut visa Duta Besar Palestina untuk AS, Husam Zomlot dan keluarganya. Dikutip dari merdeka.com, menurut pernyataan PLO, pihak AS memaksa semua karyawan di kantor tersebut menghentikan segala kegiatan, menutup semua rekening bank, dan mengosongkan tempat hingga 13 Oktober mendatang.

Zomlot sendiri membenarkan bahwa pihak berwenang AS telah menutup rekening banknya dan keluarga. Dia pun dituntut agar segera meninggalkan AS. Padahal, visa Zomlot dan keluarga masih berlaku hingga 2020 mendatang.

''Keputusan ini adalah upaya balas dendam untuk memenangkan Israel,'' kata Zomlot, dikutip dari Haaretz, Selasa (18/9).

Zomlot sendiri diketahui telah berada di Tepi Barat beberapa minggu belakangan, setelah Presiden Mahmoud Abbas memanggilnya pulang pada Mei lalu sebagai bentuk protes atas keputusan Trump memindahkan kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.

''Seolah-oleh pengumuman penutupan kantor kami di Washington D.C. belum cukup, kini AS melakukan tindakan balas dendam di bawah administrasi Donald Trump yang penuh kedengkian,'' ujar anggota Komite Eksekutif PLO, Dr Hanan Ashrawi.

''AS berupaya untuk menekan dan memeras warga Palestina ke tingkat yang lebih baru,'' lanjutnya.

Sementara itu, sejak informasi ini diturunkan pihak Gedung Putih belum memberikan penjelasan lain selain mengatakan sedang meninjau permasalahan itu. ***