JAKARTA - Sebuah kapal yang memiliki panjang hampir dua kali lapangan bola (177 meter) terdampar di Myanmar sejak pekan lalu. Kapal tanpa awak dan muatan, yang pada tiangnya terpasang bendera Indonesia (Merah Putih) itu sempat jadi misteri dan disebut 'kapal hantu'. Dikutip dari bbcnewsindonesia, misteri kapal yang menggegerkan masyarakat Myanmar itu sudah terungkap. Kapal kargo bernama Sam Ratulangi PB600 itu dijual Mei lalu oleh sebuah perusahaan besar perkapalan.

Angkatan Laut Myanmar mengungkapkan, kapal tersebut semula dimiliki Djakarta Lloyd, kemudian dijual. ''Kapal itu ditarik oleh sebuah kapal derek dari Indonesia ke sebuah pelabuhan pembongkaran besi tua di Bangladesh, namun karena cuaca buruk para awak kapal derek akhirnya melepaskan kapal (Sam ratulangi) itu,'' kata Angkatan Laut Myanmar dalam unggahan di akun Facebook mereka.

Kapal Sam Ratulangi memicu kehebohan di Myanmar setelah para nelayan melihat kapal berbendera Indonesia itu terlihat terombang-ambing secara misterius dekat perairan sekitar Yangon, pekan lalu.

Kapal itu kemudian ditemukan terdampar di Teluk Martaban, 11 km lepas pantai Yangon, Kamis (30/9) dan polisi serta personel angkatan laut naik ke atasnya untuk melakukan pemeriksaan, dan tak menemukan awak atau pun barang apa pun, kata polisi.

Dalam pernyataan yang diposting di Facebook, polisi Yangon mengatakan kapal itu ''terdampar di pantai dan (di tiangnya terdapat) sehelai bendera Indonesia''.

Disebutkan, kapal kontainer besar itu dalam keadaan sudah karatan di sana-sini.

Aung Kyaw Linn, Sekretaris Jenderal Federasi Pelaut Independen Myanmar mengatakan kapal itu masih dalam keadaan laik jalan, dan bisa dioperasikan untuk berlayar, lapor Myanmar Times.

Muncul teka-teki, bagaimana bisa kapal sebesar itu terlantar di lautan dalam keadaan seperti itu dan terdampar di Myanmar?

Angkatan Laut Myanmar menyebut, mereka sudah curiga bahwa kapal itu sedang berada di laut dengan diderek oleh kapal lain sebelum terlepas, setelah ''ditemukan dua kabel pada bagian haluan kapal.''

Mereka kemudian berhasil menemukan kapal derek bernama Independence, sekitar 80 km lepas pantai Myanmar. Di dalamnya terdapat 13 awak kapal berkebangsaan Indonesia.

Sesudah menanyai ke-13 ABK Indonesia itu, terungkap bahwa mereka sudah menarik kapal Sam Ratulangi sejak 13 Agustus, dengan tujuan sebuah pelabuhan di Bangladesh, tempat sebuah pembongkaran besi tua.

Namun akibat cuaca buruk, sejumlah kabel penarik terputus, dan akhirnya mereka memutuskan untuk melepaskan kapal itu. Pemilik kapal derek itu berkebangsaan Malaysia, lapor situs berita Eleven Myanmar. Disebutkan, pihak berwenang masih menyelidiki lebih jauh kejadian ini.

Kapal barang Sam Ratulangi PB 1600 disebutkan dalam keadaan laik jalan. Bangladesh memiliki industri pembongkaran kapal tua yang besar: ratusan kapal dibongkar di Chittagong setiap tahunnya. Industri itu menimbulkan kontroversi, karena dianggap membahayakan para pekrja, dan tak memiliki aturan yang memadai.

Kapal itu disebut asalnya milik Djakarta Lloyd, BUMN bidang pelayaran angkutan kargo kontainer dan curah. ''Kapal itu bulan Mei lalu resmi dijual melalui lelang, dalam keadaan rusak berat,'' kata seorang sumber di Djakarta Lloyd.

Ia mengatakan, masih sedang berkoordinasi dengan perusahaan lelang untuk memperoleh informasi lebih jauh dan berkoordinasi dengan instansi terkait sebelum bisa memberi keterangan resmi.

Pemenang lelang adalah PT Mandara Putra Bajatama, yang menurut berbagai informasi telah menjualnya ke sebuah perusahaan Singapura, Smit Salvage Company.

Di situs perusahaan itu, di bagian 'riwayat kepemilikan kapal,' tercantum bahwa Sam Ratulangi jadi milik Djakarta Lloyd pada tahun 2000.

Menurut situs internet Marine Traffic, situs yang mencatat lalu lintas pergerakan kapal di seluruh dunia, kapal itu dibuat pada tahun 2001 dan panjangnya lebih dari 177 meter. Lokasi kapal itu terakhir kali tercatat di lepas pantai Taiwan pada tahun 2009.

Menurut kantor berita AFP, peristiwa terbaru ini merupakan yang pertama kalinya sebuah kapal yang ditelantarkan muncul di perairan Myanmar.***