JAKARTA - Ratusan umat Islam melaksanakan ibadah shalat Idul Adha 1439 Hijriah di asjid Agung Al-Azhar di Jalan Sisingamangaraja, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (21/8) pagi. Dikutip dari merdeka.com, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pesantren Islam Al Azhar Jimly Asshiddiqie menjelaskan, pihaknya terlebih dahulu menggelar shalat Idul Adha, karena waktu wukuf di Arafah Senin (20/8) kemarin.

''Karena puncak haji itu kan wukuf di Arafah. Itu sudah kemarin. Nah, kalau dulu ada ijtihad para ulama, makin luas wilayah kaum Muslimin, maka boleh kata Rasulullah mempertimbangkan mat'la (zona), yang membuat penentuan kalender itu beda-beda antar wilayah. Tapi itu boleh, bukan harus,'' kata Jimly usai salat Idul Adha di Masjid Al Azhar, Selasa.

Jimly mengatakan, di Indonesia memang biasa ada kelompok umat Islam yang melaksanakan shalat Id lebih awal, sesudah dan sebelum penetapan dari pemerintah.

''Jadi biasanya di Indonesia ini ada lima hari perbedaannya itu. Nah ini bisa dipersatukan kalau kita sepakat dengan kiblat yang sama. Metode hisab, metode rukyiat tetap dipakai, tapi karena sudah ada GPS, cukup kita tentukan ukurannya di Makkah. Nah kalau di Makkah itu sudah kemarin, ya tentu kita hari ini, karena kan bedanya hanya 4 jam saja,'' terangnya.

Dia menambahkan, Masjid Al-Azhar sudah sejak dahulu mempunyai cara pandang berbeda tentang kalender Islam. ''Kita harus menghormati keyakinan kaum muslimin yang berbeda pandangan, yang akan shalat besok,'' ungkapnya.

Juga Shalat Id Hari Ini

Sebagian warga Kota Medan dan wilayah lain di Sumatera Utara juga melaksanakan shalat Idul Adha 1439 Hijriah hari ini. Shalat digelar di sejumlah tempat. Halaman kampus Institut Teknologi Medan (ITM), Jalan Gedung Arca, menjadi salah satu lokasi salat Id. Lebih dari 1.200 jamaah dari Majelis Kajian Islam Kaffah, Lembaga Islam Multi Dimensi, Lembaga Dakwah Kampus ITM, dan warga sekitar melaksanakan ibadah dengan khusyuk di sana.

Musdar Syahban dipercaya sebagai khatib salat Id di kampus ITM. Dia mengajak jemaah meneladani pengorbanan Nabi Ibrahim AS dan nasihat kepada penguasa. Seusai shalat, jamaah saling bersalaman.

Penyelenggara shalat Idul Adha di kampus ITM, Tommy Abdillah, mengatakan, shalat Id juga telah digelar di beberapa tempat di wilayah lainnya di Indonesia. ''Ini (jamaah) tentunya dari di wilayah Kota Medan sekitarnya. Ini sebagian kaum muslimin yang meyakini wukuf di Arafah kemarin, hari inilah 10 Zulhijjah, maka hari inilah kaum muslimin melaksanakan ibadah shalat Idul Adha, makanya mereka datang ke kampus ITM,'' ucap pria yang merupakan pengurus Majelis Kajian Islam Kaffah ini.

Tommy mengakui ibadah shalat Id pada hari ini memang lebih cepat sehari dari yang ditetapkan pemerintah. Menurutnya hal itu terjadi karena adanya ikhtilaf para ulama yang menggunakan rukyatul hilal matlak atau secara lokal untuk menetapkan Hari Raya Idul Adha.

Tommy meyakini penetapan 10 Zulhijjah bergantung pada otoritas di Makkah. ''Ada dalil khusus dan ini yang kami ikuti yang juga diikuti sebagian besar kaum muslimin dan ulama di dunia yaitu sebuah hadist dari Imam Abu Daud dari Husain bin Al-Harits Al-Jadali. Hadist ini menjadi penunjuk bahwa ototitas yang menetapkan ibadah haji yang ada di Makkah Mukarramah. Itu terjadi dari masa lalu hingga hari ini,'' kata Tommy.

Begitupun, dia mengakui penetapan 10 Zulhijjah ini masuk dalam ikhtilaf. ''Kita menghargai dan menghormati pendapat sebagian kaum muslimin yang melaksanalan ibadah salat Id esok hari,'' imbuhnya.

Selain di Medan, hari ini salat Idul Adha juga digelar di sejumlah daerah lain di Sumut. Ibadah ini di antaranya dilaksanakan di Serdang Bedagai Binjai, Tebing Tinggi, dan Kota Padang Sidempuan.

Kemarin, jamaah Tarekat Naqsabandiyah Kholidiyah Al Jalaliyah juga telah melaksanakan ibadah itu di sejumlah lokasi, seperti di Bandar Tinggi, Simalungun. Tarekat ini mendasarkan penetapan 10 Zulhijjah pada kalender hisab qamariyah. ***