JAKARTA - Gempa bumi berkekuatan 6,9 skala Richter (SR) kembali mengguncang Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB), Minggu (19/8) malam, pukul 22.56 Wita. Gempa pada kedalaman 10 kilometer itu berpusat di timur laut Lombok Timur. Dikutip dari republika.co.id, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, mengungkapkan, zona yang terdampak guncangan paling parah akibat gempa tersebut, ditandai dengan warna kuning, berada di utara, timur laut dan tenggara wilayah Lombok serta Sumbawa bagian barat laut dan barat.

''Sehingga diperkirakan guncangan terkuat di sana dan kerusakan diperkirakan akan terjadi disana, demikian juga di Pulau Sumbawa terlihat warna kuning tersentralkan dan terklaster Sumbawa bagian barat laut dan barat dan disitulah segera yang harus dilakukan pertolongan,'' ujar Dwikorita dalam keterangan persnya di Kantor BMKG, Jakarta, Senin (20/8) dini hari.

Menurutnya, daerah zona kuning itu, skala intensitas guncangan mencapai 6 hingga 7 MMI sehingga potensi kerusakan terjadi di daerah tersebut.

Dijelaskannya, bangunan standar dapat mengalami kerusakan, sedangkan bangunan yang tidak standar dan telah terkena gempa sebelumnya akan mengalami kerusakan sedang hingga berat.

''Di situlah segera yang harus dilakukan pertolongan selanjutnya di zona yang berwarna kuning dengan intersitas skala 6-7 MMI,'' katanya.

Sementara untuk Lombok Barat, Mataram dan Praya, masuk kategori intensitas skala 5-6 MMI yang tingkat kerusakannya ringan. Begitu juga daerah yang ditandai dengan zona kuning muda hingga hijau yang skalnya 3-4 MMI

''Daerah itu semua merasakan guncangan tapi belum terjadi kerusakan ta Tpi dalam kondisi bangunan terguncang beberapa kali oleh gempa sebelumnya bisa timbukan kerusakan,'' katanya.

BMKG menyebut gempa yang berpusat di 30 km timut Laut Lombok Timur kedalaman 18 kilometer ini merupakan jenis gempa baru dan bukan susulan dari gempa sebelumnya. Gempa tersebut juga berbeda dari gempa sebelumnya yang berkekuatan magnitudo 7 SR pada 5 Agustus lalu.

''Dengan memperhatikan lokasi epicenter gempa bumi magnitido 6,9 yg teletak di ujung timur Pulau Lombok dan diikuti sebaran epicenter gempa susulannya yang membentuk klaster epicenter, dengan sebaran ke arah timur hingga di sebelah utara Sumbara Barat, maka dapat disimpulkan bahwa gempa yang terjadi merupakan aktivitas gempa baru, yang berbeda dengan gempa magnitudo 5 Agustus 2018 lalu,'' ujarnya.

Dwikorita mengatakan hal itu karena gempa magnitude 6,9 SR memiiki bidang deformasi batuan berbeda. Meskipun seluruh aktivitas gempa yang terjadi berkaitan geologi patahan naik Folres, tetapi antara gempa magnitudo 7 pada 5 Agustus lalu dengan gempa 6,9 SR yang malam ini terjadi memiiki bidang deformasi batuan berbeda.

Ia mengatakan hasil analisis mekanisme sumber gempa menunjukkan gempa magnitudo 6,9 Lombok bukanlan gempa susulan dari gempa 5 Agustus lalu.

''Bidang deformasi atau bidang ribekan batuan yang berbeda, hasil analisist mekanisme sumber gempa menunjukkan gempa ini dipicu atau dibangkitkan oleh deformasi batuan dengan mekanisme pergerakan naik atau patahan naik,'' ujar Dwikorita

Berhamburan ke Jalan

Dikutip dari liputan6.com, guncangan akibat gempa Ahad malam, terasa sangat kuat di sekitar Mataram, Lombok Timur. Warga berhamburan ke luar rumah dan lari jalan.

''Semua orang keluar ke jalan," demikian dilaporkan wartawan liputan6.com, Sunariyah.

''Aliran listrik padam. Sehari ini sudah ada empat gempa dirasakan,'' tambah dia.

Pasca gempa, suasana di Mataram gelap. Cahaya bulan yang sebelumnya menerangi wilayah itu kini tertutup awan.

Sebelumnya, gempa susulan dengan kekuatan 6,5 SR mengguncang Lombok pada Minggu pagi pukul 11.06 WIB.

Gempa Ahad pagi menyebabkan korban jiwa dan kerusakan bangunan.

''Berdasarkan data sementara yang dapat dihimpun sampai pukul 21.00 WITA, satu orang meninggal dunia akibat kaget saat guncangan keras kemudian meninggal dunia,'' demikian diungkap Sutopo Purwo Nugrogo, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB terkait gempa Lombok Ahad pagi.***