MAKKAH - Badai pasir disertai hujan menerjang Padang Arafah, Arab Saudi, Ahad (19/8) malam, sekitar pukul 19.00 waktu Arab Saudi (WAS). Ketika itu jamaah haji asal Indonesia dan negara lainnya sedang mabit (bermalam di Arafah). Mabit merupakan prosesi menjelang puncak haji, yakni Wukuf di Arafah.

Dikutip dari sindonews.com badai pasir mulai mereda sekitar pukul 20.30-an WAS. Belum ada kabar apakah ada jamaah yang jadi korban. Namun aliran listrik masih terputus.

''Badai pasir, hujan, lalu badai pasir lagi. Cuaca buruk ini terjadi sekitar pukul tujuh malam, bakda magrib dan berakhir 20.30 WAS. Alhamdulillah sampai sekarang belum ada laporan korban,'' kata Konsulat Jenderal (Konjen) RI di Jeddah, Arab Saudi, Mohamad Hery Saripudin.

Ditanya mengenai tenda jamaah, dia pun mengaku, belum ada laporan tenda yang roboh. ''Sejauh ini belum ada laporan tenda jamaah roboh. Alhamdulillah tenda-tenda jamaah kokoh. Sejak tahun lalu ada perbaikan pengelolaan tenda menjadi semipermanen,'' katanya.

Sementara itu, Menteri Agama Lukman Hakim Syaifuddin mengatakan, kejadian seperti ini juga terjadi pada pelaksanaan Wukuf dua tahun lalu. Hanya saja saat itu tidak disertai hujan. ''Jamaah haji diharapkan ekstra waspada,'' pinta Lukman.

Setelah badai reda, jamaah kembali ke tendanya masing-masing. Mereka kembali beribadah dalam mabit tersebut.

Dihubungi terpisah, Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) Haji Kementerian Kesehatan, dr Eka Jusuf Singka mengungkapkan, saat ini infrastruktur kesehatan yang ditempatkan di Arafah masih menunggu nyalanya listrik guna melayani jamaah.

''Tim di lapangan masih menunggu listrik tersambung kembali,'' katanya seraya menginformasikan, hujan badai memang mulai terjadi sejak pukul 19.00-an waktu setempat.***