YERUSALEM - Militer Israel memaksa umat Islam keluar dari Masjidil Aqsa di Yerusalem, Jumat (17/8/2018). Militer negara Zionis itu kemudian menutup gerbang ke Kota Tua Yerusalem. Demikian media lokal Palestina melaporkan. Dikutip dari republika.co.id, dilaporkan Aljazeera pada Sabtu (18/8), sebagai tanggapan atas penutupan gerbang ke Kota Tua Yerusalem, ratusan orang Palestina melakukan shalat di luar gerbang. 

Pasukan Israel menutup kompleks Masjid Al-Aqsa setelah ada upaya penyerangan, Jumat (17/8). Orang yang berupaya menusuk polisi Israel adalah orang Palestina berusia 30 tahun yang menjadi warga Israel di Kota Umm al-Faham.

Seorang polisi Israel mengatakan, pria berusia 30 tahun tersebut langsung ditembak di tempat. Selain pria yang ditembak mati ini, tidak ada korban lain yang dilaporkan. 

Sebelumnya, tentara Israel menembak mati dua warga Palestina dan melukai puluhan warga lainnya yang sedang protes terkait perbatasan Gaza pada Jumat (17/8). Setelah lebih dari empat bulan berlangsung gelombang konfrontasi, pekan ini Israel memperlunak pengepungannya di perbatasan Jalur Gaza.

Sekitar 20 ribu orang warga Palestina melakukan unjuk rasa dekat pagar perbatasan Gaza pada Jumat. Saksi mata mengatakan, puluhan orang mendekati pagar perbatasan dengan membawa ban yang terbakar.

Petugas medis mengatakan, tembakan tentara Israel waktu itu menewaskan dua orang Palestina yang sedang unjuk rasa dekat perbatasan. Mereka juga melukai sekitar 270 warga Palestina, 50 orang di antaranya terluka oleh peluru tajam.

Seorang juru bicara militer Israel mengatakan, pasukan Israel telah menanggapi demonstran dengan cara membubarkan kerumunan. Tujuannya untuk mencegah demonstran melanggar perbatasan. Dilansir dari Reuters, Jumat (17/8).

Kematian dua warga Palestina hari ini telah menambah jumlah warga Palestina yang terbunuh oleh pasukan Israel sejak 30 Maret 2018. Yakni sejak protes rutin setiap Jumat digelar warga Palestina. Sebanyak 170 warga Palestina dikabarkan telah terbunuh saat protes. Warga Palestina yang protes mendesak dan meminta hak atas tanah milik orang Palestina yang diambil Israel saat perang tahun 1948.***