PADANG - Dalam sepekan belakangan, warga di Kelurahan Lambung Bukit, Kecamatan Pauh, Kota Padang, Sumatera Barat dicekam ketakutan. Penyebabnya adalah masuknya dua ekor harimau ke kampung tersebut. Dikutip dari republika.co.id, sejumlah warga mengaku melihat harimau tersebut melintas di jalan. Hingga kini hewan buas itu memang belum menyerang manusia, namun sudah memangsa tiga ekor kambing, satu ekor monyet dan dua ekor itik.

''Bahkan orang pulang dari kebun sempat meninggalkan barangnya mau lari. Nah, harimaunya itu tidak takut dengan manusia, tidak ada malunya gitu. Ini enggak takut dia malah memamerkan tubuhnya,'' kata Abdul Rahman selaku Ketua RT 04 RW 03 Lambung Bukit, Pauh, Kota Padang, Kamis (16/8).

Kemunculan harimau membuat aktivitas sekitar 20 kepala keluarga (KK) warga yang tinggal di atas bukit juga terganggu.

Beberapa hari belakangan, anak-anak tidak berani beranjak turun bukit menuju sekolah. Alasannya, kemunculan harimau relatif dekat dengan permukiman warga. ''Apalagi itu ada dua ekor kayaknya, satu agak kecil satunya lagi lebih besar,'' ujar Abdul. 

Menyusul kemunculan harimau ini, masyarakat setempat mencoba melakukan sejumlah usaha untuk mengusirnya. Salah satunya dengan merobohkan sebuah pondok kayu yang dibangun di atas tebangan pohon. Abdul menceritakan, masyarakat setempat memiliki kepercayaan bahwa membangun pondok di atas bekas tebangan pohon adalah tindakan yang tidak diperkenankan.

''Kayu yang sudah ditebang kan duduk saja ndak boleh, ini dibangun pondok di atasnya. Dirobohkan. Ini pantangannya,'' kata Abdul.

Abdul mengaku baru kali ini mengalami kemunculan harimau yang turun di area pemukiman. Sejak kecil, ia mengaku, sesepuh di kampungnya sudah mengatakan bahwa masih banyak harimau yang tinggal di kawasan hutan di Pauh. Meski begitu, harimau tak pernah turun ke pemukiman warga sebelumnya.

Sementara itu, Kasat Polhut KSDA Sumbar, Zulmi Gusrul, menyebutkan bahwa pihaknya belum memutuskan tindakan penangkapan. Pihaknya memilih untuk mengambil langkah pengusiran yang dilakukan masyarakat setempat berdasarkan kearifan lokal.

Ia menjelaskan, kawasan Batu Busuk di Pauh memang merupakan area perlintasan harimau. Meski begitu ia belum bisa memastikan berapa harimau yang saat ini berada di kawasan hutan yang berada di sisi timur Kota Padang ini.

''Empat hari sudah kami pantau dan belum kami lihat langsung. Bisa jadi karena ini musim panas dan makannya tidak ada di hutan dan nampak di bawah. Ternak cukup banyak di bawah sehingga dia terpancing,'' katanya. 

Pihak Polhut KSDA rencananya akan melanjutkan pemantauan pada Kamis (16/8) sore dengan menggunakan peralatan yang lebih lengkap. Sejak beberapa hari lalu, tim dari Polhut KSDA sudah berupaya mengusir harimau dengan menciptakan bunyi-bunyian.***