LOMBOK UTARA - Lalu Muhammad Zohri mendadak populer setelah mengharumkan nama Indonesia melalui prestasinya merebut gelar juara dunia lari 100 meter U-20 di Tampere, Finlandia, Rabu (11/7/2018).

Prestasi Zohri yang bersinar, berbanding terbalik dengan kondisi kehidupannya sehari-hari. Kehidupan Zohri serba kekurangan. Dia tinggal di gubuk yang memprihatinkan.

Dikutip dari republika.co.id, pada Jumat (13/7), masih ramai warga mendatangi kediamannya. Keluarga Zohri memamerkan sejumlah medali yang berhasil diraih Zohri dari berbagai lomba yang pernah diikutinya.

Di gubuk milik juara dunia itu terlihat sepeda motor butut, merek Astrea Grand. Teman Zohri, Muadz (25), mengatakan, motor butut itu punya Zohri.

Menurut Muadz, Zohri sudah lama ingin sekali memiliki sebuah sepeda motor baru. Namun, keterbatasan ekonomi membuat Zohri tak bisa membelinya. ''Jangankan beli motor, beli sepatu saja enggak mampu,'' ujar Muadz di kediaman Zohri, Lombok Utara, NTB, Jumat (13/7).

Sepeda motor butut yang ada, lanjut Muadz, merupakan hasil jerih payah Zohri, sejak mulai menggeluti dunia lari. Motor bekas itu dibeli Zohri dari temannya seharga Rp1 juta.

Meski sudah tidak dipergunakan, motor itu tetap ditaruh Zohri di depan rumahnya sebagai kenang-kenangan akan hasil jerih payahnya sendiri.

Muadz mengatakan, saat bersekolah dulu, Zohri selalu berjalan kaki sejauh empat kilometer menuju SMP 1 Pemenang, tempatnya bersekolah.

Sepulang sekolah, Zohri kerap berlatih lari di sekitar pantai Pelabuhan Bangsal.

''Dia latihan lari keliling kampung, kadang ke Pantai Bangsal, dia sendiri saja, latihan enggak ditemenin,'' kata Muadz menambahkan.***