JAKARTA - Pekan lalu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, melakukan lawatan ke Turki. Di negara bekas Kekhalifahan Osmani tersebut, Anies sempat didapuk memberikan kuliah umum di hadapan para guru besar. Dikutip dari sindonews.com, mantan Menteri Pendidikan Nasional tersebut, membagikan pengalamannya saat memberi kuliah umum di Bahcesehir Universiteti, Istanbul itu melalui akun miliknya di media sosial.

''Bersedia,'' ujar Anies memulai postingannya, saat Dubes Turki menanyakan kesediaannya untuk memberikan kuliah umum di Bahcesehir Universiteti.

Adapun tema yang akan disampaikan yakni seputar kota dan masa depannya. ''Siang itu saya datang terlambat di kampus mereka, karena saat Jumatan ada tambahan kegiatan mendadak bersama Presiden Erdogan di Masjid Eyub Sultan. Kampusnya terletak di tepi Selat Bosphorus, pemandangan indah dari kampus ke arah selat,'' ujar Anies dalam akun Istagram dan akun Facebook-nya, Rabu (25/4/2018) pagi.

Anies sempat kaget. Ketika masuk ruangan, ternyata kuliah umumnya bukan dihadiri mahasiswa, tetapi para guru besar dan dekan di kampus itu. ''Siang ini mereka telah menunggu lebih dari satu jam. Format ruangannya pun seperti untuk diskusi intensif. Terlebih lagi, ketika moderator menyampaikan pembuka, ternyata mereka mengumumkan tema kuliah umum ini soal dunia internasional,'' kata Anies.

Meski dapat dua kejutan, yakni peserta dan tema kuliah umum, namun bagi Anies justru jadi materi diskusi yang menarik. Setelah memberikan paparan, mereka kemudian saling tukar pikiran. Dengan spektrum tema yang amat luas, dari soal sistem logistik, smart city, konsep pendidikan, perbankan syariah, hingga soal kehadiran kekuatan Tiongkok di Asia dan soal keseimbangan kekuatan militer di Asia.

''Dialog dan diskusi benar-benar menyenangkan karena deretan pertanyaan dari para guru besar dan dekan itu amat banyak dan variatif. Pertanyaan mereka menggambarkan penguasaan atas kondisi di Asia,'' sebut Anies.

Menurut Anies, diskusi penuh pertanyaan tajam, menantang dan bagus, terasa mencerahkan bagi semua. Diskusi pun jadi lebih panjang dari jadwal yang direncanakan.

''Tapi semua merasakan, bukan hanya perjumpaan ide tapi ini merupakan simpul perikatan hubungan antarbangsa, Indonesia dan Turki. Dan tentu saja, dari sini muncul berbagai ide baru, yang bisa jadi bahan untuk terobosan-terobosan,'' pungkas Anies.***