JAKARTA- Pemerintah Arab Saudi memprotes aksi tak lazim yang dilakukan segelintir jamaah umrah asal Indonesia saat ibadah Sai. Protes tersebut disampaikan otoritas Arab Saudi kepada Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Arab Saudi.

Sejumlah jamaah umrah asal Indonesia melantunkan ikrar Pancasila dan Nasyid Ya Lal Wathan ketika melakukan ibadah Sai. Aksi tak lazim jamaah umrah itu muncul di media sosial Youtube pada 24 Februari lalu.

Dikutip dari republika.co.id, Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Agus Maftuh Abegebriel mengaku telah menerima protes dari Pemerintah Arab Saudi. Agus menyatakan sangat menyayangkan terjadinya aksi yang dinilai tidak biasa di Masa atau tempat melakukan ibadah Sai yang dilakukan segelintir jamaah umrah Indonesia.

''Kami sangat menyayangkan terjadinya aksi yang tidak biasa di Masa dan sesuai peraturan perundang-undangan berlaku, tugas perlindungan seluruh warga Indonesia yang berada di Arab Saudi menjadi tanggung jawab perwakilan RI di sini,'' ujar Agus Maftuh melalui pernyataan resmi KBRI Arab Saudi, Selasa (27/2).

Ia mengatakan, jika ada ekspaktriat Indonesia yang tinggal di Arab Saudi, serta mereka yang melaksanakan umrah, haji atau sekadar berkunjung ke negara Timur Tengah itu, maka Dubes RI akan menjadi pihak pertama yang mendapat protes oleh Kerajaan Arab Saudi. Karena itu, ia mengimbau agar seluruh ekspatriat Indonesia di Arab Saudi untuk mematuhi peraturan, kepatutan, dan norma-norma yang berlaku di sana.

Pemerintah Arab Saudi telah melarang keras segala bentuk upaya yang terkait dengan politisasi umrah dan haji. Karena itu, aksi di Masa tersebut dinilai berpotensi menganggu hubungan diplomatik Indonesia-Arab Saudi, yang saat ini dinilai sedang berada di masa keemasan.

Diimbau Menjaga Adab

Sementara Duta Besar Kerajaan Saudi untuk Indonesia Osama bin Mohammed Abdullah as-Shuaibi menegaskan siapa pun yang menginjakkan kaki di Tanah Suci harus menjaga adab.

''Kami imbau agar para jamaah fokus ibadah dan menjaga etika,'' ujar dia dalam jamuan makan malam bersama ulama di Kediaman Kedubes Saudi Jakarta, Selasa (27/2).

Video tersebut menjadi perhatian banyak pihak. Masyarakat dari berbagai kalangan mengomentari dan menyikapi video tersebut dengan beragam.

Aparat Kerajaan Saudi menyayangkan kegiatan jamaah umrah tersebut. Aparat Kerajaan Saudi tidak dapat membiarkan adanya aktivitas seperti itu. Sebabnya, jika satu kegiatan macam tersebut dibiarkan, maka dikhawatirkan semakin meluas dan menimbulkan kegaduhan.

Tanah Suci yang seharusnya tenang untuk beribadah, nantinya menjadi tidak kondusif. ''Kami tidak ingin ada kegaduhan, seperti yang kerap dilakukan kelompok syiah zaman dulu,'' kata dia.

Osama menjelaskan dulu Kelompok Syiah Qaramithah menghimpun massa untuk menghancurkan al-Haram. Mereka merobek kiswah Ka’bah dan mencuri Hajar Aswad. ''Bayangkan kegaduhan tersebut. dampaknya begitu besar. Umat Islam dari berbagai penjuru dunia datang berhaji dan berumrah, ingin mencium Hajar Aswad, tapi tidak ada? 20 tahun batu hitam itu dicuri, hingga akhirnya kini sudah kembali lagi,'' kata Osama menceritakan sejarah penghancuran al-Haram.

Kerajaan Saudi mengimbau seluruh elemen umat Islam sama-sama menjaga keutuhan Tanah Suci. Mereka yang sudah mengikhlaskan dirinya untuk melaksanakan Rukun Islam kelima atau mengerjakan sunnah umrah, harus fokus beribadah. Mereka harus menjaga diri dengan berakhlak mulia.

Sementara pihak Kerajaan akan sekuat tenaga memberikan pelayanan terbaik. ''Doakan kami agar selalu diberikan kekuatan melayani para tamu Allah yang hendak beribadah dalam kekhusyuan,'' papar dia. ***