WINAHati-hatilah bila Anda merasa sesak kentut dalam pesawat. Jangan 'menembakkannya' sembarangan, bila tak ingin terjadi masalah besar, seperti yang dialami penumpang pesawat Transavia Airlines ini. Dikutip dari liputan6.com, pesawat Transavia Airlines yang terbang dari Dubai ke Amesterdam terpaksa mendarat darurat di Wina setelah para penumpang berkelahi. Perkelahian dipicu seorang penumpang yang tidak bisa menahan diri untuk kentut atau buang gas.

Kekacauan di kabin pecah selama penerbangan ketika dua penumpang asal Belanda menyuruh seorang penumpang yang duduk di dekat mereka untuk berhenti kentut. Kedua penumpang itu juga mengeluh kepada awak Transavia Airlines.

Namun, meski ada permintaan berulang kali dan bahkan ada perintah langsung dari pilot penumpang tersebut tetap tidak bisa menahan diri untuk buang gas. Situasi itu membuat perkelahian tak bisa dihindarkan.

Pilot maskapai bertarif rendah Belanda itu kemudian memutuskan untuk melakukan pendaratan darurat di Bandara Internasional Wina di Austria. Insiden ini terjadi pada 12 Februari 2018.

Petugas bersama anjing polisi naik pesawat. Empat penumpang yang dijadikan tersangka dalam perkelahian dikawal keluar dari pesawat.

Pilot tersebut melaporkan bahwa ada penumpang yang mengamuk. Insiden itu juga direkam salah seorang penumpang, Alfred Dekker, yang mengunggah rekaman videonya di media sosial.

Pihak kepolisian mengonfirmasi bahwa penumpang pria yang buang gas mengalami masalah pada lambung yang membuatnya tidak bisa menahan diri untuk kentut. Hal itu, menurut polisi, telah menyinggung dua pemuda Belanda yang memulai perkelahian dengan pria tersebut.

Seorang penumpang perempuan yang duduk di dekat dua warga Belanda ikut dikawal keluar dari pesawat. Namun, dia mengatakan kepada media lokal bahwa mereka tidak melakukan kesalahan apa pun.

''Sangat gila karena kami diikutsertakan, kami tidak tahu siapa anak-anak ini, kami hanya memiliki nasib buruk berada di barisan yang sama dan kami tidak melakukan apapun,'' kata penumpang bernama Nora Lachhab, 25, kepada De Telegraaf, yang dilansir Sabtu (17/2/2018).

''Mereka tidak melakukan apapun untuk membenarkan perilaku aneh awak Transavia,'' ujarnya.

''Apakah mereka kadang berpikir bahwa semua orang Maroko menimbulkan masalah? Karena itulah kita tidak membiarkannya duduk,'k lanjut Lachhab.

''Kami harus menemukan rumah penerbangan kami sendiri dengan maskapai lain. Yang akan saya katakan adalah bahwa kru (pesawat) benar-benar provokatif dan menimbulkan masalah.''

Pihak maskapai melalui seorang juru bicara mengatakan kepada media setempat bahwa keempat orang tersebut telah menerima larangan dari perjalanan lebih jauh.

Menurut pihak maskapai, penumpang wanita tersebut juga bersalah karena melakukan kesalahan perilaku dan pelecehan verbal.

''Awak kami harus memastikan penerbangan yang aman. Ketika penumpang menimbulkan risiko, mereka segera turun tangan. Orang-orang kita dilatih untuk itu. Mereka tahu betul mana batasnya,'' kata pihak maskapai.

''Oleh karena itu Transavia berada di belakang awak kabin dan pilot,'' imbuh pihak maskapai yang membela tindakan pilot dan kru.***