MANILA - Presiden Filipina Rodrigo Duterte kembali melontarkan pernyataan bernuansa pelecehan seksual terhadap wanita.

Dikutip dari kompas.com yang melansir Al Jazeera Senin (12/2/2018), organisasi pengawas HAM (HRW) merilis laporan Duterte telah memerintahkan pasukannya untuk menembak kemaluan pemberontak wanita.

Duterte dikabarkan mengatakan hal itu dalam bahasa Visayan, yang lazim dipakai di kawasan selatan dan tengah Filipina.

Saat itu, Duterte berkata militer tidak perlu untuk menembak mati pemberontak komunis wanita.

''Tembak saja kemaluannya. Jika sudah ditembak, maka dia tidak berguna lagi bagi kalian,'' ujar Duterte dalam percakapan yang diyakini terjadi pada 7 Februari.

Hal itu, kata HRW, dilakukan sebagai hukuman kepada perempuan yang berniat untuk melawan pemerintah.

''Dia mendukung negara untuk melakukan pelecehan seksual selama konflik bersenjata,'' kata Koordinator HRW di Filipina, Carlos Conde.

Adapun Partai Komunis Filipina telah melancarkan pemberontakan sejak 1968, dan hingga kini, telah merenggut 30.000 nyawa.

Jubir Duterte: Duterte Hanya Bercanda Selama menjadi orang nomor satu Filipina di 30 Juni 2016, Duterte sering membuat komentar yang kontroversial dan seksis.

Pada Juli 2017, Duterte bergurau kalau Miss Universe bisa diperkosa. Bahkan dia bakal mengapresiasi jika ada yang mau melakukannya.

Sebelumnya di Mei 2017, ketika Marawi diserang kelompok Abu Sayyaf dan Maute, Duterte berujar para tentaranya bisa memperkosa tiga perempuan sekaligus.

''Saya tidak akan menghukum kalian kalau kalian melakukannya. Namun, itu menurut saya,'' kata Duterte saat itu.

Beragam komentar kontroversial Duterte mendapat perhatian dari juru bicaranya, Harry Roque, Rabu pekan lalu (7/2/2018).

Roque menjelaskan, dia menganggap feminis terlalu berlebihan dalam menanggapi omongan mantan Wali Kota Davao tersebut.

''Itu hanya bercanda. Publik sudah tahu hal tersebut. Jadi, ayolah tertawa saja,'' kata Roque di akun sosial media pro-Duterte.***