JAKARTA - Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengaku dirinya sudah mengetahui adanya skenario dari pihak tertentu untuk menyangkutkan dirinya dalam kasus korupsi proyek KTP elektronik (e-KTP).

Seperti diketahui, pada Januari 2018 lalu, nama SBY disebut oleh Mirwan Amir yang hadir sebagai saksi di persidangan kasus korupsi KTP elektronik. Mirwan mengatakan hal tersebut usai ditanya oleh pengacara Setya Novanto, Firman Wijaya, tentang siapa saja yang mengetahui proyek e-KTP tersebut.

Dikutip dari tribunnews.com, SBY mengungkapkan, informannya telah memberitahu bahwa ada pertemuan sebelum sidang kasus e-KTP berlangsung.

''Saya mendapatkan informasi dari orang yang sangat terpercaya. Ada sebuah pertemuan sebelum sidang tipikor berlangsung,'' kata SBY dalam keterangan pers  di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Informasi tersebut yang dikatakan SBY sebagai cikal bakal dirinya ditargetkan di sidang dan seolah-olah menjadi 'orang besar' yang disebut dalam kasus KTP elektronik.

Namun begitu, dia enggan lebih lanjut mengenai pertemuan tersebut dan belum saatnya kata SBY mengumbar apa yang terjadi.

''Informasi yang saya miliki belum saatnya saya buka ke masyarakat luas,'' tukasnya. 

Ganjil dan Geli

SBY juga merasa ganjil dan geli melihat tindakan Setya Novanto yang menunjukkan catatan berisi tuduhan terhadap Edhie Baskoro Yudhoyono.

''Secara ganjil dan menggelikan ditunjukkan sebuah catatan dari Novanto yang menuduh EBY. Dia menunjukkan seperti tidak sengaja tetapi segera diamplifikasi dan menjadi pembicaraan di masyarakat,'' ucap SBY di Kantor DPP Partai Demokrat, Jakarta, Selasa (6/2/2018).

Kata SBY, Edhie Baskoro atau yang akrab disapa Ibas itu, tidak ada kaitannya dengan proyek tersebut.

Di tahun politik ini, lanjut SBY, ada upaya penjatuhan nama baiknya dan keluarga besar Partai Demokrat oleh pihak tertentu. ***