BANYUWANGI - Bencana tanah longsor yang terjadi di Desa Bayu, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad (4/5), merenggut dua jiwa. Kedua korban merupakan pasangan suami-istri, yakni Samiran (54 tahun) dan Salamah (43).

Dikutip dari republika.co.id, kedua korban tewas setelah tebing di belakang rumahnya longsor dan menyebabkan rumahnya ambruk. Ketika itu kedua korban sedang berada dalam rumah bersama putrinya yang berusia 6 tahun.

''Saat kejadian bencana tersebut, ada tiga orang yang berada di dalam rumah yakni Samiran, istrinya dan anaknya bernama Azizah (6). Namun anaknya selamat dan mengalami luka memar saja,'' kata Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Banyuwangi Fajar Suasana saat dihubungi di Banyuwangi, Ahad.

Ia mengatakan, hujan deras yang mengguyur wilayah setempat sejak siang hingga malam hari, menyebabkan tebing longsor yang mengenai pondasi yang merupakan batas tanah korban yang menghantam rumah korban hingga roboh.

''Bencana longsor tersebut terjadi sekitar pukul 02.00 WIB dan proses evakuasi awal dilakukan oleh warga setempat. Setelah berhasil dievakuasi, pasangan suami istri tersebut sudah meninggal dunia dan anaknya mengalami trauma akibat kejadian itu,'' tuturnya.

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Banyuwangi Eka Muharam mengatakan masyarakat di sekitar rumah korban mengevakuasi korban yang diduga sudah meninggal dunia. Namun untuk memastikan hal tersebut, kedua jenazah korban dibawa ke puskesmas di Kecamatan Songgon.

''BPBD baru mendapat laporan sekitar pukul 04.00 WIB dan langsung menuju ke sana dan lokasinya memang jauh, sehingga pukul 06.00 WIB evakuasi yang dilakukan oleh warga dan pihak berwenang setempat sudah selesai, kemudian korban dibawa langsung ke Puskesmas Songgon,'' katanya.

Setelah diperiksa oleh tim medis, lanjut dia, dipastikan dua korban pasangan suami istri itu sudah dalam kondisi tidak bernyawa, sehingga pihak BPBD Banyuwangi memastikan hal itu dan mengurus proses pemakaman jenazah korban.

''Jenazah pasangan suami istri itu dikubur dalam satu liang lahat, sedangkan anak korban mendapat perawatan di Puskesmas Songgon dan sudah diperbolehkan pulang karena hanya mengalami luka ringan saja,'' katanya.

Ia mengatakan rumah korban berada di kawasan tebing dan masih ada empat rumah yang berada di sana, sehingga keempat rumah tersebut juga rawan longsor karena tanahnya yang gembur dan labil.

''Kalau melihat kondisi rumah yang berada di kawasan tebing sebenarnya tidak layak dijadikan tempat tinggal karena potensi longsornya cukup tinggi, sehingga kami mengimbau agar mereka mau direlokasi,'' ujar dia.***