MOSKOW - Jet tempur Rusia mendekati pesawat mata-mata EP-3 Aries Amerika Serikat (AS) di atas Laut Hitam hingga berjarak 1,5 meter dan kemudian menghalaunya. Pihak Pentagon mengklaim aksi jet tempur Rusia yang mendekati pesawat Amerika hingga jarak 1,5 meter itu sangat berbahaya, namun Moskow menegaskan bahwa interaksi dua pesawat berlangsung aman.

Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan, tujuan intersepsi yang dilakukan jet tempurnya adalah untuk membatalkan misi pesawat EP-3 Aries Angkatan Laut AS di Laut Hitam. ''Jet tersebut mengambil semua tindakan pencegahan yang diperlukan,'' kata kementerian itu dalam sebuah pernyataan, yang dilansir Reuters, Selasa (30/1/2018).

''Seluruh penerbangan Su-27 dilakukan sesuai dengan peraturan internasional, dan tidak ada situasi darurat,'' lanjut pernyataan kata Kementerian Pertahanan Rusia.

Masih menurut kementerian itu, pesawat jet tempur Su-27 bergegas melakukan aksi ''pengacakan'' saat objek terbang tak dikenal terdeteksi menuju perbatasan Rusia.

Jet tempur Su-27 kemudian mendekati pesawat terbang dan mengidentifikasinya sebagai pesawat EP-3 Aries Angkatan Laut AS, sebuah pesawat pengintai yang biasa digunakan Pentagon.

Pesawat mata-mata Washington itu lantas digiring pada jarak yang aman sebelum akhirnya mengubah arah menjauhi wilayah udara Rusia.

Sebelumnya, Pentagon mengecam insiden di wilayah udara internasional tersebut karena interaksi kedua pesawat hanya berjarak 1,5 meter dan sangat berbahaya. Pesawat AS, kata Pentagon, digiring selama 2 jam lebih 40 menit hingga hengkang dari wilayah udara Laut Hitam.

''Interaksi ini tidak aman karena penutupan Su-27 hingga 5 kaki (1,5 meter) dan menyeberang secara langsung melalui jalur penerbangan EP-3, menyebabkan EP-3 terbang melewati jet Su-27,'' bunyi pernyataan Pentagon.

Ini bukan pertama kalinya Moskow memicu kemarahan Washington.

Militer AS telah melaporkan beberapa interaksi tidak aman antara pesawat militernya dengan pesawat jet tempur Rusia di langit atau wilayah udara di Laut Hitam dalam beberapa bulan terakhir.

''Militer Rusia berada dalam haknya untuk beroperasi di wilayah udara internasional, namun mereka harus bersikap sesuai standar internasional untuk memastikan keselamatan dan mencegah insiden,'' lanjut Pentagon.***