JAKARTA - Kementerian Pekerjaan Umum‎ dan Perumahan Rakyat (PUPR) terus berupaya melakukan perbaikan kualitas aspal, salah satunya menggunakan aspal campuran karet mentah yang kini sedang diujicoba pada jalan sepanjang 10 kilo meter (km) di Sumatera Selatan. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian PUPR Danis H Sumadilaga mengatakan, pihaknya telah melakukan uji coba aspal campuran karet mentah di Bogor dan Bekasi, Jawa Barat. Pada tahun ini, pengaspalan campur karet mentah akan dilakukan di Sumatera Selatan (Sumsel) sepanjang10 km.

"Kemarin juga sudah dicoba berkali-kali di Bogor, Bekasi, kemudian di Sumsel, Kalau biasanya 1 km, 2 km, di Sumsel 10 km," kata Danis, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Senin (20/1/2018).

Aspal yang tercampur dengan karet memiliki kualitas yang lebih baik, dari sisi kekuatan terhadap retakan dan kelenturan lelehan. Namun memang, harganya jauh lebih mahal ketimbang aspal tanpa campuran karet. Meski begitu aspal t‎ercampur karet tetap layak dengan kualitas yang lebih baik.

"Memang karena belum skala industri ada harga kurang lebih sampai naik. Misalnya aspal biasa tanpa karet 8 ribu per kg, waktu diuji coba dicampur karet Rp 12 ribu -13 ribu per kg atau naik 30-40 persen. Tapi kinerjanya lebih baik 50 persen dari ukuran kinerja aspal," paparnya.

Danis mengungkapkan, untuk mencapur aspal dengan karet mentah dibutuhkan proses khusus, ‎pencampuran karet dengan aspal merupakan salah satu upaya pemerintah dalam mengatasi harga karet yang murah.

"Tapi lagi-lagi produk yang ada dalam bentuk lateks atau karet padat itu tidak bisa langsung dicampurkan. Karena harus melalui proses pra pencampuran, sehingga mudah dicampur dengan aspal mixing plan," pungkasnya. ***