PADANG - Dinas Sosial Sumatera Barat mencatat jumlah anak telantar di provinsi itu pada 2017 51.672 orang atau turun 200 orang dibandingkan pada 2016, yakni 51.872 orang. Dan daerah paling banyak anak terlantar tercatat Padang Pariaman. ''Kami terus berupaya menekan angka tersebut agar anak-anak penerus bangsa ini mendapat perhatian dan kebutuhannya bisa dipenuhi,'' kata Kepala Dinsos Sumbar Abdul Gafar di Padang, Senin (15/1/2018). Menurut dia, anak telantar merupakan anak usia di bawah 15 tahun yang kebutuhan dasarnya tidak terpenuhi akibat berbagai hal, seperti kondisi ekonomi, kedua orang tua sakit, atau sudah tidak mempunyai orang tua.

Dari 51.672 anak telantar tersebut, yang paling banyak terdapat di Kabupaten Padang Pariaman 34.655 orang, Sijunjung 9.266 orang, dan Pesisir Selatan 1.357 orang. Kemudian Kabupaten Limapuluh Kota 1.300 orang, Kota Padang 834 orang, Kabupaten Agam 623 orang, Kabupaten Solok 672 orang, dan Kota Solok 463 orang. Upaya yang dilakukan pemerintah menangani anakanak telantar itu, ujar dia, dengan memberikan bantuan kepada keluarganya, seperti Program Keluarga Harapan dan Kartu Indonesia Pintar untuk melanjutkan pendidikan. Selain itu, anak-anak telantar yang memang tidak memiliki orang tua dimasukkan ke panti asuhan.

Pada 2016 jumlah panti asuhan untuk anak telantar ada 122 panti. ''Kami menyadari Pemprov Sumbar masih banyak menghadapi tantangan dan keterbatasan dalam memenuhi kebutuhan pembiayaan panti sosial sebagai tempat perlindungan anak telantar ini, tapi pemerintah selalu berupaya memberikan yang terbaik,'' kata dia. Selain anak telantar, ia juga menyebutkan, jumlah anak berusia di bawah lima tahun yang telantar 10.086 orang, anak jalanan 622 orang, dan lanjut usia 46.835 orang.

Warga Padang Pariaman, Effendi Tanjung, berharap Pemerintah Provinsi Sumatera Barat dan Pemkab Padang Pariaman berkoordinasi dan bekerja simultan dalam menangani anak-anak telantar. ''Sulit menekan jumlah anak telantar jika tidak ada kerja sama antarlintas pemerintah,'' kata dia. (ant)