DHAKA - Keganasan militer Myanmar memaksa puluhan ribu Muslim Rohingya memilih meninggalkan Provinsi Rakhine dan mengungsi ke Bangladesh.

Tidak mudah bagi Muslim Rohingya untuk sampai ke perbatasan Bangladesh. Mereka harus berjalan kaki berhari-hari melintasi medan yang sulit sejauh hingga 100 kilometer.

Dilansir Dhaka Tribune, ada 1.500 orang yang melewati Bichari, wilayah pinggiran di Bandarban, menuju Bangladesh. Bichari terletak dekat dengan perbatasan di Myanmar.

Abdul Alim yang menggendong ibunya di punggung mengatakan, ''Kami telah berjalan selama empat hari. Dan ibu saya terlalu tua untuk berjalan sejauh itu. Karena itu saya terpaksa menggendongnya.''

Selama di perjalanan ia mengaku, para pengungsi tidak makan atau minum selayaknya. Bahkan dalam hari-hari terakhir, mereka kehabisan bahan makanan. Namun begitu, ia bahagia masih hidup. ''Setidaknya kami tak mati,'' ujarnya.

Hasina, warga Rohingya lainnya juga terpaksa bepergian dengan sang suami kendati dalam keadaan hamil. Ia pun akhirnya melahirkan setelah memasuki Bandarban.

Mereka adalah satu di antara 1.500 pengungsi yang melewati daerah Buchira menuju Ukhia pada akhir pekan lalu.

Ayesha yang hamil sembilan bulan mengaku dia sangat lelah. Ia mungkin akan mengalami sakit persalinan dalam beberapa jam ke depan. Tak sedikit di antara para pengungsi yang membawa hewan piaraan.***