JAKARTA - Korea Utara kembali menembakkan rudal yang melintasi wilayah Jepang. Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mengatakan, tidakan Korut ini merupakan ancaman serius.

Sistim peringatan Jepang berhasil mendeteksi ancaman tersebut dan segera memberi perintah kepada warga di pulau utara Hokaido untuk berlindung.

Laporan The Telegraph, sebelum jatuh ke laut, rudal tersebut pecah menjadi tiga bagian. Menurut pejabat Korea Selatan, roket tersebut diprediksi sempat terbang sejauh 1.700 mil sekitar 2.735 kilometer dan mencapai ketinggian 350 mil atau lebih dari 560 kilometer.

Militer Jepang tidak menembak jatuh rudal tersebut, namun mengutuk peluncuran itu. ''Kami akan melakukan yang terbaik untuk melindungi kehidupan masyarakat,'' kata Perdana Menteri Shinzo Abe.

''Tindakan meluncurkan rudal secara sembarangan yang melayang di atas negara kami adalah ancaman yang belum pernah terjadi sebelumnya, ancaman serius dan penting,'' tambah dia.

Shinzo segera menelepon Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Dalam percakapan, Trump setuju untuk memberikan tekanan kepada Korea Utara.

''Kami harus segera mengadakan pertemuan darurat di Perserikatan Bangsa-Bangsa, dan selanjutnya memperkuat tekanan terhadap Korea Utara,'' lanjut Abe.

Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, dan Menteri Luar negeri Korea Selatan, Kang Kyung-wha, menyetujui sanksi kepada Korea Utara.

Juru bicara Gedung Biru, kantor presiden di Seoul, Korea Selatan, Yoon Young-chan mengatakan bahwa jet tempur Korea Selatan melakukan latihan pengeboman di tempat latihan tembak setelah peluncuran rudal terbaru Pyongyang.

Sekretaris Luar Negeri Inggris Boris Johnson, ''marah atas provokasi nakal oleh Korea Utara". Dia mengecam keras " peluncuran rudal ilegal terbaru''.***