MIMIKA - Ratusan karyawan PT Freeport Indonesia melakukan aksi di jalan masuk PT Freeport, Sabtu (19/8). Aksi tersebut diwarnai pembakaran terhadap 4 mobil dan 38 sepeda motor di Check Point 28, samping Bandara Mozes Kilangin Timika, sekitar pukul 14.20 WIT.

Aksi anarkis itu kemudian dibubarkan aparat kepolisian dibantu TNI dengan mengerahkan panser dan melepaskan tembakan peluru karet. Seorang karyawan menderita luka setelah terkena peluru karet.

Massa karyawan PT Freeport mogok mendirikan tenda di Check Point 28, tepatnya di perempatan jalan menuju Bandara Timika-Kwamki Lama dan akses menuju Tembagapura.

Penyerangan ke Check Point 28 terjadi begitu cepat. Dengan cepat ratusan orang datang menyerbu, lalu membakar empat mobil, gardu listrik dan merusak pos sekuriti.

Tidak itu saja, puluhan sepeda motor yang diparkir sekitar pos sekuriti Check Point 28 turut menjadi sasaran amukan massa.

Massa karyawan PT Freeport mogok memblokade ruas jalan utama yang menghubungkan Pelabuhan Amamapare menuju Tembagapura.

Kapolres Mimika AKBP Victor Dean Mackbon bersama Ketua DPRD Mimika Elminus Mom mengimbau agar karyawan mogok segera kembali ke rumah masing-masing. Namun permintaan mengosongkan akses jalan Freeport tersebut tidak diindahkan massa.

Sekalipun Kapolres Mimika mengancam akan membubarkan secara paksa, namun massa bersikeras tidak mau meninggalkan lokasi itu.

''Kami tidak mau bergeser dari sini. Silahkan DPRD dan aparat keamanan hadirkan manajemen PT Freeport di tempat ini. Kami sudah lima bulan menderita tidak menerima gaji karena dipecat sepihak oleh perusahaan. Kami minta Freeport segera menyelesaikan persoalan ini sekarang juga,'' teriak sejumlah karyawan mogok.

Ketua DPRD Mimika Elminus Mom menyampaikan, pihaknya akan segera menyurati manajemen PT Freeport untuk menyelesaikan masalah pemogokan ribuan karyawan yang telah berlangsung sejak April dan Mei lalu.

''Kami harus punya dasar untuk memanggil Freeport. Malam ini juga kami akan menyurati Freeport. Kalau mereka tidak datang, ada aparat keamanan yang bisa membawa paksa mereka,'' ujar Elminus.

Sambil menunggu proses negosiasi dengan manajemen PT Freeport, Elminus mengajak karyawan mogok untuk kembali ke rumah. Namun permintaan tersebut secara tegas ditolak massa karyawan mogok.

Elminus meminta karyawan mogok agar tidak memperluas aksi pengrusakan dan pembakaran fasilitas milik Freeport dan menjaga keamanan agar jangan sampai aksi mereka ditunggangi oleh pihak-pihak lain.

Sementara Kapolres Mimika Victor Mackbon mengancam akan membubarkan secara paksa aksi anarkis yang dilakukan oleh karyawan mogok.

''Saya memberi waktu sampai pukul 17.30 WIT kepada saudara-saudara untuk meninggalkan tempat ini. Lebih baik saudara-saudara kembali ke rumah. Toh ada perwakilan saudara-saudara yang akan bertemu dengan manajemen Freeport yang difasilitasi DPRD Mimika,'' imbau Kapolres Mimika.

Namun imbauan tersebut sontak ditolak tegas oleh karyawan mogok. ''Tidak. Kami tetap berada di sini. Kami tidak mau ditipu lagi. Sudah berbulan-bulan kami diperlakukan tidak adil, mengapa pemerintah dan aparat tidak melihat penderitaan kami sebagai rakyat tetapi hanya memedulikan kepentingan Freeport,'' teriak para karyawan.

Akhirnya, aksi pembubaran paksa massa karyawan mogok dari lokasi pertigaan jalan tambang Freeport tersebut dimulai sekitar pukul 20.00 WIT. Ratusan anggota Brimob dibantu TNI serta melibatkan sebuah mobil baracuda dan panser memukul mundur massa ke arah Check Point 28 dan sebagian ke arah Jalan Freeport lama menuju Kota Timika.

Aparat juga menggunakan mobil water canon menghujani massa dengan tembakan gas air mata sehingga massa kocar kacir menyelamatkan diri. Massa yang marah sempat membakar pos sekuriti di Check Point 28 lalu menyebar ke Kota Timika untuk menuju Terminal Gorong-gorong dan Kantor PT Petrosea di Jalan Cenderawasih.

Seorang warga bernama Sahbrin (34) dilaporkan tertembak peluru karet saat aparat membubarkan paksa ratusan karyawan mogok yang memblokade ruas jalan utama PT Freeport Indonesia, tak jauh dari Check Point 28 Timika, Sabtu malam. Humas RSUD Mimika Lucky Mahakena di Timika mengatakan korban kini tengah dirawat intensif di Unit Gawat Darurat RSUD Mimika.

''Korban tertembak di bagian belakang. Sekarang masih dalam perawatan,'' kata Lucky.

Sementara itu, Kepala Kepolisian Daerah Papua Irjen Polisi Boy Rafli Amar sangat menyesalkan adanya aksi anarkis yang dilakukan ribuan karyawan Freeport. Boy menyebut tindakan karyawan merupakan kriminal.

''Ini bukan unjuk rasa lagi, tapi perbuatan kriminal. Kita sangat menyayangkan dan tentu kita akan lakukan investigasi atas peristiwa ini,'' kata Boy Rafli.

Kapolda menegaskan bahwa tindakan perusakan dan pembakaran kendaraan dan fasilitas perkantoran baik milik PT Freeport maupun PT Petrosea merupakan pelanggaran hukum berat dan sudah layak dilakukan langkah-langkah penegakan hukum.

''Langkah prioritas yang dilakukan saat ini yaitu menghalau mereka mulai dari Mil 28 lalu mereka bergerak ke Mil 26 dan selanjutnya masuk dalam Kota Timika. Penggerak-penggeraknya kita sudah dapat informasi. Kita sudah punya rekaman, tinggal tunggu saat yang tepat,'' kata Boy Rafli.

Kapolda mengatakan aksi anarkis yang dilakukan oleh karyawan mogok tanpa ada pemberitahuan sebelumnya kepada aparat. Lebih disayangkan lagi, aksi tersebut melibatkan anak-anak di bawah umur dan para wanita dan berlangsung hingga tengah malam.

''Tujuan mereka mungkin untuk minta dimediasi, tetapi caranya keliru. Cara-cara yang demikian tentu tidak dibenarkan menurut hukum. Saya ingatkan kepada mereka untuk tidak mengulangi lagi. Mereka akan berhadapan dengan aparatur negara. Polri dibantu TNI akan terus meminta pertanggungjawaban mereka,'' kata mantan Kadiv Humas Mabes Polri itu.***