DAMASKUS - Iran tampaknya telah membangun sebuah pabrik misil atau peluru kendali (rudal) jarak jauh di Suriah, yang diperkirakan dapat menyerang Israel.

Informasi itu diampaikan televisi Israel dengan merujuk foto-foto dari perusahaan perekam data atau citra satelit Israel, yakni ImageSat, sebagaimana dilaporkan Times of Israel, Selasa (15/8/2017).

Gambar satelit memperlihatkan dengan sangat jelas lokasi yang pabrik untuk penyimpakan rudal Scud bawah tanah, sedang dibangun di dekat kota kecil Baniyas, selatan Latakia, yang menjadi benteng pertahanan para pendukung rezim Presiden Bashar al-Assad, kata televisi Channel 2.

Para ahli mengatakan kepada Channel 2, bangunan tersebut sesuai dengan metode bangunan yang terlihat di Iran.

Hal itu menjadi petunjuk adanya kerjasama antara Damaskus dan Teheran, salah satu pendukung utama Presiden Assad.

Laporan tersebut mengatakan, pembangunan di lokasi pabrik tersebut dimulai tahun lalu dan diperkirakan akan selesai pada akhir 2017. Situs ini juga bisa dilihat secara gamblang di Google Maps.

Selain di Suriah, Iran juga dilaporkan membangun pabrik senjata bawah tanah untuk kelompok teror Hezbollah di Lebanon.

Hal itu semakin memperkuat dugaan bahwa Iran ingin terus menancapkan pengaruhnya di kawasan Timur Tengah, yang disatu sisi berhadapan dengan Israel dan Arab Saudi di sisi lain.

Media Perancis bulan lalu melaporkan, dua pabrik sedang dibangun di Lebanon. Salah satunya dibangun di Lebanon utara, dekat kota Hermel di lembah timur Bekaa.

Fasilitas kedua dilaporkan dibangun di sepanjang pantai selatan, antara kota Sidon dan Tirus.

Menurut media tersebut, fasilitas di Hermel digunakan untuk membuat Fateh 110, rudal jarak menengah. Sedangkan fasilitas lainnya akan digunakan untuk membuat amunisi yang lebih kecil.

Rudal Fateh 110 memiliki jangkauan sekitar 300 kilometer – cukup untuk menjangkau sebagian besar Israel – dan dapat membawa hulu ledak seberat setengah ton.

Sistem pertahanan rudal “David Sling” milik Israel, yang mulai beroperasi pada April 2017, dimaksudkan untuk melindungi negara Yahudi tersebut dari roket jarak menengah seperti Fateh 110.

Pada Maret lalu, surat kabar Kuwait al-Jarida melaporkan, Iran telah mendirikan beberapa fasilitas sekitar 50 meter di bawah tanah dan melindungi mereka dengan beberapa lapis pertahanan dari pengeboman udara Israel, mengutip penjelasan seorang wakil kepala Korps Garda Revolusi Iran.

Seorang jenderal militer Iran, sebagaimana dikutip al-Jarida, mengatakan, keputusan untuk memproduksi roket secara tidak resmi di Lebanon terjadi setelah Israel mengebom pabrik senjata di Sudan dan memasok rute untuk roket Iran melalui Suriah.

Pabrik baru akan menandai peningkatan dramatis dalam kemampuan Hezbollah Lebanon untuk mendapatkan roket tambahan dan lebih akurat daripada yang pernah dimiliki sebelumnya.

Roket-roket yang diproduksi oleh beberapa fasilitas baru telah digunakan oleh Hezbollah dalam pertempuran di Suriah, kata laporan media Kuwait tersebut.

Perkembangan terbaru, baik di Suriah maupun di Lebanon, jelas menyoroti kedalaman keterlibatan Iran di Suriah dan Lebanon, sesuatu yang telah dikhawatirkan Israel dan beberapa negara Arab dalam beberapa bulan terakhir.

Menteri Pertahanan Israel, Avidgor Liberman, juga mengeluarkan peringatan publik pada Juli lalu kepada Hezbollah dan para pendukung Iran mengenai pengembangan instalasi pabrik roket di Lebanon.