HAMBURG - Satu lagi yang menarik dari pertemuan perdana Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di sela-sela Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Jerman. Trump dan Putin tak ada yang mau berhenti berbicara, sehingga pertemuan berlangsung molor.

Seperti dilansir AFP dan Reuters, Sabtu (8/7/2017), pertemuan perdana Trump dan Putin digelar pada Jumat (7/7) waktu setempat di sela-sela KTT G20 yang diwarnai unjuk rasa. Berbagai isu dibahas dalam pertemuan itu, mulai dari konflik Suriah hingga dugaan intervensi pilpres AS oleh Rusia. 

Trump dan Putin disebut memiliki 'chemistry' yang positif saat berhadapan langsung. Menteri Luar Negeri AS, Rex Tillerson, yang mendampingi Trump dalam pertemuan itu, menyebut percakapan keduanya berlangsung 'sangat kuat', terutama saat membahas isu intervensi Rusia dalam pilpres AS.

"Biar saja gambarkan: pertemuan itu sangat membangun, kedua pemimpin, bisa saya katakan, langsung nyambung dengan cepat," terang Tillerson. "Ada chemistry yang sangat positif di antara keduanya," imbuhnya. 

Pertemuan yang tadinya dijadwalkan hanya berlangsung 30 menit, molor menjadi 2 jam 15 menit. Tillerson menyebut, kedua kepala negara membahas setiap topik dengan sangat intens dan tidak ada yang ingin berhenti.

"Ada begitu banyak isu yang dibahas... Saat semuanya dibahas... Tidak satupun dari keduanya (Trump dan Putin-red) yang ingin berhenti," terangnya. 

"Saya yakin mereka bahkan mengirimkan Ibu Negara (AS - Melania Trump) pada suatu momen untuk melihat apakah dia bisa membuat pertemuan itu berakhir, tapi tidak berhasil... Kami membiarkan pertemuan terus berlangsung sejam kemudian. Jelas dia (Melania) gagal!" terang Tillerson kepada wartawan usai pertemuan berakhir. 


Dalam pertemuan itu, Trump dan Putin menghabiskan banyak waktu membahas konflik Suriah. AS dan Rusia berada di posisi berbeda dalam konflik yang telah berlangsung selama 6 tahun itu. Pertemuan kedua tokoh dunia ini menjadi salah satu agenda paling dinanti selama bertahun-tahun. 

Trump dan Putin berbicara melalui penerjemah, yang juga didampingi Menlu masing-masing. Wartawan hanya diperbolehkan masuk sebentar untuk mendengar pernyataan keduanya, sebelum pertemuan dilanjutkan secara tertutup.