WASHINGTON DC - Setelah mengeluarkan ancaman untuk menyerang dengan senjata canggihnya, Presiden Amerika Serikat Donald Trump melunak terhadap pemimpin Korea Utara Kim Jong-un. Presiden Trump menyatakan dirinya merasa terhormat untuk dapat bertemu Kim Jong-un. 

"Jika pantas buat saya bertemu dengannya, saya sungguh mau. Saya akan terhormat melakukan itu. Asalkan dengan situasi yang tepat. Namun saya bersedia melakukannya," kata Presiden Trump saat diwawancara Bloomberg dan dikutip Channel News Asia, 1 Mei 2017. 

Presiden Trump juga menyatakan kesediaannya untuk berbicara langsung dengan Kim Jong-un. Sementara Kim Jong-un sejak menjabat sebagai pemimpin Korea Utara belum pernah bertemu pemimpin negara lain.

Beberapa minggu terakhir, Presiden Trump telah mengeluarkan ancaman terhadap Korea Utara sebagai tekanan atas uji coba peluncuran rudal balistik dan senjata nuklir oleh negara yang diisolasikan masyarakat internasional. 

Sejak 11 tahun berlalu, Korea Utara telah melakukan lima kali uji coba peluncuran senjata nuklirnya. Program ini diyakini mengalami kemajuan untuk mewujudkan impian Korea Utara membangun rudal yang mampu membawa hulu ledak nuklir dan menembakkannya ke Amerika Serikat. 

Bertepatan dengan pernyataan Presiden Trump bersedia bertemu Kim Jong-un, Direktur Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA, Mike Pompeo tiga di Seoul, Korea Selatan sehubungan memanasnya situasi di Semenanjung Korea. 

Presiden Trump telah memerintahkan penempatan sistem pertahanan nuklir tercanggihnya, THAAD, di Seoul. Tujuannya, untuk melindungi sekutu terdekatnya itu dari ancaman Korea Utara.