ANKARA - Presiden Turki, Recep Tayyib Erdogan akan mendirikan museum khusus mengenang kudeta gagal pada 15 Juli 2016. 

Kementerian Budaya Turki yang ditugaskan untuk mempersiapkan pendirian museum yang diberi nama Museum 15 Juli: Martir dan Demokrasi. Pengerjaannya dimulai pada Juni ini, mengutip Anadolu. 

Museum berlokasi di kawasan Kahramankazan di luar kota Ankara. Museum memiliki luas 3400 meter persegi. Di dalam museum akan tersedia perpustakaan, kafe dan toko. 

Biaya pembangunan museum mengenang martir dan pejuang menggagalkan kudeta 15 Juli 2016 diperkirakan US$ 2,7 juta atau setara dengan Rp 35,9 miliar.  Museum akan rampung dan dibuka untuk umum pada akhir tahun 2018. 

Percobaan kudeta pada 15 Juli 2016 menewaskan sedikitnya 240 orang. Saat itu, pasukan militer yang setia pada Presiden Erdogan turun ke jalan di Ankara dan Istanbul untuk menggagalkan kudeta didukung ribuan warga Turki. 

Sekitar 35 ribu orang ditahan setelah kudeta berhasil digagalkan. Mereka yang ditahan meliputi seniman, kartunis surat kabar, dan tokoh-tokoh budaya Turki. 

Presiden Erdogan menuding ulama asal Turki yang kini bermukim di Amerika Serikat, Fethullah Gulen sebagai otak dari percobaan kudeta. Namun, Gulen menegaskan dirinya tidak terlibat dalam upaya mendongkel kekuasaan Erdogan.