HAVANA - Sebuah masjid pertama akan dibangun di Havana, Ibu Kota Kuba. Pada saat ini, di negara komunis itu tercatat ada sekitar 10.000 warga Muslim.

Tak hanya akan menjadi yang pertama di Kuba, masjid yang akan dibangun di Havana itu juga akan menjadi salah satu yang terbesar di Amerika Latin.

Sejak tahun 2015, pihak berwenang Kuba menyatakan bahwa sudah saatnya masjid dibangun setelah jumlah populasi warga Muslim terus tumbuh. Gagasan untuk membangun masjid itu juga dipicu banyak warga Muslim yang menjadikan ruang gedung-gedung di pusat kota untuk salat.

Salinan Alquran dengan bahasa Arab dan bahasa Spanyol juga terus menyebar di Havana. Masjid pertama di Kuba rencananya akan dibangun di Old Havana.

Pemimpin Muslim paling berpengaruh Kuba, Pedro Lazo Torres atau dikenal sebagai Imam Yahya, menjadi imam Muslim pertama negara komunis yang dipimpin Raul Castro itu.

Torres kepada USA Today mengatakan ketika jumlah umat Muslim masih sedikit, pihaknya masih bisa menahan mereka untuk selat berjamaah di rumah seseorang. Namun, ketika jumlahnya terus bertambah, para warga Muslim kerap salat hingga ke berbagai ruas jalan.

Torres yang sekarang menjabat sebagai Presiden Liga Islam Kuba, menjelaskan bahwa jumlah warga Kuba yang meminta untuk menjadi mualaf terus bertambah. Lonjakan populasi Muslim di negara itu juga dipicu masuknya para pelajar asal Chad, Niger, Nigeria dan Rwanda, serta ratusan warga Pakistan yang pindah ke Kuba setelah gempa tahun 2005.

Mayoritas warga Muslim Kuba, kata Torres, merupakan mualaf. ”Sembilan puluh sembilan persen dari Muslim Kuba yang masuk Islam bukan keturunan Arab,” kata Ahmed Abuero, salah seorang pemuka Muslim setempat kepada USA Today, yang dikutip semalam (21/2/2017).

Menurut laporan media lokal, dana pembangunan masjid berasal dari Arab Saudi. Namun, laporan itu belum dikonfirmasi baik oleh pemerintah Saudi maupun Kuba.