PESONA pantai-pantai di Lombok sudah terkenal di dunia, sebut saja Gili Trawangan, Kuta, hingga Senggigi menjadi atraksi paling menyenangkan. Lantas bagaimana budaya khas Lombok di Festival Bau Nyale? Mungkin sebagian wisatawan lokal masih belum sering mendengan keberadaan ajang tahunan Festival Bau Nyale, tapi untuk turis Asing ini jadi tempat terbaik untuk menikmati keindahan budaya bercampur pesona Mandalika di Lombok.

Jika melihat ke belakang, Festival Bau Nyale ini sebenarnya proses pencarian cacing laut yang disebut nyale. Cacingnya itu berwarna warni dan panjang-panjang biasa ditemukan ketika air sedang surut.

Nah, sebenarnya Bau Nyale sendiri merupakan sebuah ajang untuk menyambut musim kemarau yang jatuh tanggal 20 bulan 10 kalender Suku Sasak. Mereka percaya jika cacing bentuknya panjang dan cerah pertanda panen akan melimpah di sepanjang tahun, tapi jika tidak akan sebaliknya.

Namun, di balik itu semua, cacing palolo itu dipercaya sebagai jelmaan Putri Mandalika yang bunuh diri di laut saat zaman kerajaan. Putri cantik itu merupakan anak dari Raja Tonjang Beru dan Dewi Seranting.

"Karena cantik sekali Putri Mandalika itu diperebutkan oleh tiga keraton, dan membuatnya stress. Akhirnya ia memilih untuk bunuh diri di laut," jelas Udin warga sekitar Mandalika kepada Okezone.

Kemudian selang lama bunuh diri, hadirlah cacing warna-warni di balik karang-karang sehingga orang Sasak menyakinkan jika sosok itu merupakan bentuk lain dari Putri Mandalika.

"Cacing ini juga dipercaya bisa menyuburkan tanah sehingga bisa membuat hasil panen melimpah, tapi bergantung dengan ukuran cacing dan kesuburan cacingnya, jelasnya.

Selarang, perayaan Bau Nyale itu sudah dijadikan alat promosi negara untuk menarik antusias wisatawan asing dan nusantara. Oleh karena itu, Bau Nyale sendiri dikemas dengan bentuk festival, di mana banyak acara yang identik dengan Bau Nyale dihadirkan setiap tahun.

Dalam perayaan menangkan cacing ini, masyarakat Lombok akan berkumpul sejak pukul 05:00 WIB, dan pergi ke karang-karang di lautan untuk menemukan cacing. Setelah cacing ada, kemudian biasanya digunakan untuk dibuat pepes dan disantap.