Oleh: Ustaz Abdurrahman Yusuf*

Umar bin Khathab ra ia berkata; Ketika kami tengah berada di sebuah majelis bersama Rasulullah Saw pada suatu hari, tiba-tiba tampak di hadapan kami seorang laki-laki yang berpakaian sangat putih, berambut sangat hitam, tidak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan jauh dan tidak seorangpun di antara kami yang mengenalnya.

Lalu ia duduk di hadapan Rasulullah Saw dan menyandarkan lututnya kepada lutut Rasulullah dan meletakkan tangannya di atas paha Rasulullah Saw, selanjutnya ia berkata,"Wahai Muhammad, beritahukan kepadaku tentang Islam" Rasulullah Saw menjawab: "Islam itu engkau bersaksi bahwa sesungguhnya tiada Tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad itu utusan Allah, engkau mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, berpuasa pada bulan Ramadhan dan mengerjakan ibadah haji ke Baitullah jika engkau mampu melakukannya".

Orang itu berkata, "Engkau benar" kami pun heran, ia bertanya lalu membenarkannya,orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang Iman" Rasulullah Saw menjawab: "Engkau beriman kepada Allah, kepada para Malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, kepada para Rasul-Nya, kepada hari Qiamat dan kepada takdir yang baik maupun yang buruk". Orang tadi berkata, "Engkau benar" orang itu berkata lagi, "Beritahukan kepadaku tentang Ihsan" Rasulullah Saw menjawab: "Bahwa engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihat-Nya, jika engkau tidak melihatnya, sesungguhnya (yakinlah) Dia pasti melihatmu". Orang itu berkata lagi, "Engkau benar" lalu ia bertanya lagi, "Beritahukan kepadaku tentang qiamat".

Rasulullah Saw menjawab: "Orang yang ditanya itu tidak lebih tahu dari yang bertanya". Selanjutnya orang itu berkata lagi, "Jika demikian, beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya saja" Rasulullah Saw menjawab: "Jika budak perempuan telah melahirkan tuannya, dan jika engkau melihat orang-orang yang tidak beralas kaki, bertelanjang dada, miskin dan penggembala kambing, berlomba-lomba mendirikan bangunan (yang tinggi)".

Kemudian orang itu-pun pergi, aku tetap tinggal beberapa lama, kemudian Rasulullah Saw berkata kepadaku:"Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?" Saya menjawab, "Hanya Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui", Rasulullah Saw bersabda: "Dia adalah Jibril, Ia datang untuk mengajarkan kepadamu tentang agama-mu". (HR: Muslim)

Islam ditandai dan diawali dengan syahadat, namun syahadat bukan hanya sebuah persaksian dan pengakuan semata, akan tetapi lebih jauh dari itu ia merupakan keyakinan dan ideologi yang harus mengakar dan menancap kuat dan kokoh didalam dada setiap orang yang telah bersyahadat. Maka dari itu Allah SWT telah mengingatkan kita di dalam firman-Nya:

“Dan di antara manusia ada yang mengatakan, kami beriman kepada Allah dan hari akhir pada hal mereka itu sesungguhnya tidak beriman. Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak menyadarinya. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah oleh Allah penyakitnya dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta”.(QS: Al-Baqarah, 8-10)

“Orang-orang Arab Badui itu berkata, "kami telah beriman!" katakanlah, "kalian belum beriman, tetapi katakanlah “kami telah muslim (tunduk)”, karena iman itu belum masuk ke dalam hatimu dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu, sungguh Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Sungguh orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu (sedikitpun) dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka dijalan Allah. mereka itulah orang-orang yang benar (dalam beriman)”.(QS: Al-Hujurat, 14-15)

Kalimat syahadat merupakan pilar utama dan landasan penting bagi rukun Islam. Tanpa syahadat maka rukun Islam lainnya akan runtuh begitu pula dengan rukun Iman. Tegaknya syahadat dalam kehidupan seorang individu maka akan menegakkan ibadah dan diin (agama) dalam hidupnya. Dengan syahadat maka wujud sikap rohaniah yang akan memberikan motivasi kepada tingkah laku fisik dan akal pikiran serta memotivasi kita untuk melaksanakan rukun Islam lainnya.

Menegakkan Islam maka harus menegakkan rukun Islam terlebih dahulu, dan untuk tegaknya rukun Islam maka mesti diawali dengan tegak syahadat. Rasulullah Saw mengisyaratkan bahwa Islam itu bagaikan sebuah bangunan, maka untuk berdirinya bangunan Islam itu harus ditopang oleh lima tiang pokok yaitu, syahadatain, shalat, puasa, zakat dan haji.

Kalimat syahadat mesti dipahami dengan benar, karena di dalamnya terdapat makna yang sangat tinggi dan merupakan asas aqidah Islam. Dengan syahadat maka kehidupan kita akan dijamin bahagia di dunia dan juga di akhirat. Syahadat sebagai kunci kehidupan, pintu masuk kedalam Islam dan tiang daripada ad-diin.

“Barangsiapa yang bersaksi bahwa tiada Tuhan yang patut disembah kecuali Allah semata dan tidak menyekutukannya, dan bahwa Muhammad adalah hamba Allah dan utusan-Nya, bahwa Isa putra Maryam adalah hamba dan utusan-Nya, surga dan neraka adalah Haq, ia akan dimasukkan kedalam surga oleh Allah sesuai dengan amal perbuatannya”. (HR: Bukhari)

Wallaahu a’lam bish-shawaab.

* Penulis adalah adalah Pimpinan Dayah Tahfizul Qur'an Syaikh Rasyid Al Mukhlishin di Simpang Kutablang, Kota Lhokseumawe, Aceh.