Di daerah Evergreen Cemetery, West River of New Haven, Vermont, Amerika Serikat terdapat sebuah makam yang membuat banyak orang penasaran. Makam tersebut memiliki lempengan yang terbuat dari kaca menghadap arah langit, lempengan kaca tersebut mirip dengan jendela.

Tak heran, banyak orang menyebutnya kuburan berjendela. Mungkin saat ini kaca tersebut nampak tidak jelas namun jika kita kembali ke tahun 1893, kamu bisa melihat mayat Timothy Clark Smith yang lama kelamaan membusuk dimakan oleh waktu.

Timothy Clark Smith adalah seorang dokter, diplomat dan juga penjelajah dunia. Sepanjang hidupnya, ia mempunyai ketakutan akan dikubur hidup-hidup. Karena memang pada zaman itu masih sering terjadi kesalahan dalam mendiagnosa meninggal atau tidaknya seseorang.

Orang yang dinyatakan meninggal lantas dikubur hidup-hidup, beberapa saat kemudian ia bisa terbangun dan menemukan dirinya sudah terkubur. Hal mengerikan ini pernah terjadi pada seorang filsafat asal Skotlandia, John Duns Scotus (1266-1308).

Setahun setelah ia dinyatakan meninggal dan dikuburkan, makamnya dibongkar kembali. Nampak pemandangan mengerikan, tubuh John ditemukan berada di luar peti dan tangannya terlihat luka seperti berusaha untuk melarikan diri.

Mereka yang menderita phobia akan dikubur hidup-hidup ini pun akhirnya berhasil menemukan 'safety coffin', yaitu sebuah peti mati keselamatan yang didesain untuk berkomunikasi dengan dunia luar. Di dalam peti mati tersebut terdapat tali yang dapat korban tarik untuk membunyikan lonceng.

Ada pula peti yang didesain dengan tangga, jalan untuk melarikan diri bahkan menyediakan pasokan makanan dan air. Namun sayangnya tidak satu pun dari desain tersebut yang menyediakan tabung gas untuk bernapas.

Pada zaman itu, banyak sekali orang yang ingin dikuburkan bersama peti mati keselamatan. Namun faktanya, tak ada satu orang pun yang selamat dengan peti mati tersebut.

Peti mati Keselamatan milik Timothy Clark Smith memiliki desain yang sama dengan seorang Menteri Inggris, Robert Robinson. Peti tersebut dirancang dengan sebuah lempengan kaca di atasnya, yang sekarang disebut kuburan berjendela. Di dalam makamnya pun terdapat pintu untuk jalan keluar.