LEBAK - Dinas Pertanian dan Perkebunan Kabupaten Lebak, Provinsi Banten mencatat 1.273,25 hektare tanaman padi di daerah itu terendam banjir dan petani mengalami kerugian hingga miliaran rupiah. "Kami berharap tanaman padi yang terendam banjir itu mendapat bantuan dari Kementerian Pertanian, sehingga petani bisa melaksanakan gerakan percepatan tanam," kata Kepala Seksi Perlindungan Tanaman Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Kabupaten Lebak Itan Oktarianto di Lebak, Senin (13/2/2017).

Kebanyakan tanaman padi yang terendam banjir itu usia tanam antara dua sampai lima pekan hari setelah tanam (HST). Saat ini, petugas ke lapangan melakukan pemantauan data verifikasi untuk mengetahui identifikasi tingkat kerusakan tanaman padi.

Selain itu juga pendataan verifikasi tersebut melibatkan petugas Unit Pelaksana Teknis (UPT) Dinas Pertanian Kecamatan juga Petugas Organisme Pengganggu Tanaman (POPT) setempat. Apakah tanaman padi itu masuk kategori gagal tanam atau gagal panen (puso) maupun kerusakan.

Sebab, tidak tertutup kemungkinan di beberapa lokasi banjir itu juga terdapat hanya satu jam saja. Tanaman padi yang mengalami banjir hanya satu jam dipastikan bisa selamat dari ancaman gagal tanam.

Namun, sebaliknya jika banjir tersebut berlangsung waktu cukup lama dipastikan petani akan mengalami gagal tanam dan gagal panen. "Saya kira tanaman padi yang terendam banjir lebih dari lima hari akan membusuk dan batang tanaman mati," ujarnya.

Menurut Itan, tanaman padi yang terendam banjir seluas 1.273,25 hektare tersebar di 14 kecamatan antara lain Bojongmanik 9 hektare, Sobang 14 hektare, Gunungkencana 317 hektare, Leuwidamar 12,25 hektare dan Bayah 30 hektare.

Begitu juga di Kecamatan Banjarsari 171 hektare, Cirinten 100 hektare, Malingping 254 hektare, Lebak Gedong 5 hektare, Cilograng 1 hektare, Cijaku 45 hektare, Muncang 2,5 hektare, Cibeber 9 hektare dan Wanasalam 302 hektare.

Akibat banjir itu, kata dia, petani mengalami kerugian cukup besar juga berdampak terhadap produksi pangan di Kabupaten Lebak. Bencana banjir itu akibat intensitas curah hujan tinggi yang mengakibatkan sejumlah sungai meluap.

Bahkan, terdapat tanaman padi yang siap panen hanyut terbawa arus air sungai tersebut. "Kami menilai banjir di Lebak itu cukup besar selama kurun lima tahun terakhir yang mengakibatkan seluas 1.273,25 hektare terdampak banjir," katanya menjelaskan.

Sementara itu, ratusan petani warga Kecamatan Wanasalam mengatakan pihaknya merasa bingung tanaman padi miliknya hingga kini masih tergenang air setinggi 70 centimeter. Genangan air tersebut disebabkan meluapnya Sungai Cibinuangeun juga perairan Binuangeun sedang pasang, sehingga air tidak mengalir ke laut.

Ia bersama petani lainnya berharap pemerintah menyalurkan bantuan benih agar bisa melaksanakan gerakan percepatan tanam. "Saya kira tanaman padi mati jika terendam melebihi empat hari dan dipastikan gagal panen," kata Ahmad, warga Desa Bejod, Kecamatan Wanasalam, Kabupaten Lebak.